Selasa, 30 September 2025

Tiga Bulan Banyak Kelinci Warga Tulungagung yang Hilang, Ternyata Dimangsa Oleh Kucing Hutan Jawa

Karena sudah memakan hewan ternak, hewan ini kemudian dijebak menggunakan anak ayam di dalam kandang bambu.

Editor: Hendra Gunawan
David Yohanes/Surya
Kucing Hutan Jawa yang tertangkap di Desa Sumberdadap, Kecamatan Pucanglaban, Kabupaten Tulungagung. 

TRIBUNNEWS.COM, TULUNGAGUNG -- Teka-teki hilangnya sejumlah hewan piaraan warga di Desa Sumberdadap, Kecamatan Pucanglaban, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur akhirnya terungkap.

Bukan ular, tikus atau musang seperti yang diperkirakan, namun makhluk itu adalah kujing hutan jawa.

Kucing hutan ini adalah binatang langka yang dilindungi oleh pemerintah.

Menurut Evana Nisaul Ammar, warga Desa Sumberdadap, kucing ini sudah terdeteksi sejak tiga bulan lalu.

Baca juga: Kronologi TKA Tangkap dan Santap Buaya yang Dilindungi di Konawe, BKSDA akan Tempuh Jalur Hukum

Saat itu banyak anak kelinci peliharaan warga yang hilang.

"Awalnya gak tahu kalau itu kucing. Mikirnya ular, tikus atau garangan (sejenis musang)," ujarnya.

Namun beberapa hari terakhir ada warga yang melihat aksi hewan liar ini memakan ayam milik warga.

Orang tua Evana juga memergoki hewan ini tengah memangsa ayam miliknya pada Jumat (27/8/2021) pagi.

Karena sudah memakan hewan ternak, hewan ini kemudian dijebak menggunakan anak ayam di dalam kandang bambu.

Baca juga: Begini Cara Melindungi Rumah dari Populasi Kecoak yang Mengganggu

"Minggu (29/8/2021) malam hewannya tertangkap," tutur Evana.

Karena tahu binatang liar ini dilindungi, Evana menghubungi Badan Konservasi dan Sumberdaya Alam (BKSDA) Kediri. untuk menyerahkannya.

Kucing liar ini sebelumnya kerap memakan hewan ternak milik warga setempat.

BKSDA meminta bantuan ke Lembaga Edukasi Cinta Satwa dan Konservasi (Cakra) untuk menjemput kucing ini, sebelum dilepasliarkan.

Ketua Cakra, Yuga Hermawan mengaku dihubungi BKSDA Kediri untuk menjemput kucing hutan ini.

Menurut Yuga, sekilas kucing hutan jawa ini mirip kucing bengal, namun sebenarnya sangat beda.

"Motif totolnya solid, sementara kucing bengal totolnya ada lubang di tengah," terang Yuga.

Kucing ini dalam status dilindungi. Karena itu setiap temuan diminta untuk dilepaskan lagi atau diserahkan ke BKSDA.

Saat dalam kandang milik Cakra, kucing ini masih menunjukkan karakter liarnya.

Perilakunya sangat agresif dan menyerang tangan yang masuk ke kandang.

Untuk memberi pakan pun harus mengenakan sarung tangan kulit agar tidak digigit.

"Usianya sekitar 4-6 bulan. Jadi masih sangat muda dan mungkin masih belajar berburu," sambung Yuga.

Tempat penangkapan kucing hutan ini berada di area perbukitan dan dekat dengan kawasan persawahan.

Masih menurut Yuga, temuan banyaknya hewan ternak seperti kelinci atau ayan yang mati dalam jumlah banyak, dimungkinkan kucing ini berasal dari satu keluarga.

Induknya tengah mengajari anak-anaknya untuk belajar berburu bersama.

"Kadang mereka hanya menangkap buruan, kemudian dibunuh laku ditinggalkan. Karena mereka hanya belajar berburu," ungkapnya.

Kucing ini juga kerap menangkap mangsanya dan hanya memakan bagian jeroan.

Di alam liar, kucing ini sangat efektif mengendalikan populasi tikus.

Sebelumnya Cakra juga pernah menerima penyerahan seekor Kucing Hutan Jawa dari seorang warga.

Kucing itu sebelumnya sempat dijual lewat forum jual beli online.

"Penjualnya kami dekati dan kami edukasi, sehingga mau menyerahkan kucingnya. Jadi sudah ada dua warga Tulungagung yang dengan kesadaran menyerahkan kucing jenis ini ke BKSDA," pungkas Yuga. (David Yohanes)

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Memangsa Ternak Warga Tulungagung, Kucing Hutan Jawa Tertangkap dan Diserahkan ke BKSDA

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved