Penangkapan Terduga Teroris
Ketua RT di Sedati Gedhe Terkejut Warga FM Ditangkap Densus 88
Ketua RT di Sedati Gedhe, Kecamatan Sedati, Sidoarjo,Jawa Timur, Solikin terkejut seorang warganya digelandang oleh Densus 88 Antiteror
TRIBUNNEWS.COM, SIDOARJO - Ketua RT di Sedati Gedhe, Kecamatan Sedati, Sidoarjo,Jawa Timur, Solikin terkejut seorang warganya digelandang oleh Densus 88 Antiteror.
FM (38 tahun) pria yang ditangkap oleh pasukan anti teroris tersebut karena diduga terkait jaringan teroris Jambi.
Solikin mengenal FM sebagai pribadi yang baik di lingkungannya.
FM dan keluarga terkenal baik di mata tetangga.
Baik dalam berbagai hal.
"Pergaulan dengan tetangga juga baik. Kerja bakti dan berbagai kegiatan selalu ikut.
Selain itu, dia ini sering menyerahkan bantuan untuk warga kurang mampu," ungkap Solikin, Senin (16/7/2021).
Baca juga: Yayasan Organisasi Teroris JI Tebar Kotak Amal hingga Gelar Tabligh Akbar untuk Galang Dana
Beberapa kali, penyerahan bantuan itu dilakukan bersama Solikin.
"Malah saya sering diminta mendata warga yang kurang mampu, kemudian saya juga disuruh menyerahkan bantuannya," tambahnya.
Namun sekitar lima bulan belakangan, Solikin menyebut bantuan itu mulai berkurang.
Dia sempat tanya ke FM dan dijawab sedang ada masalah.
Baca juga: Densus 88 Tangkap Ketua Syam Organizer Jawa Barat Atas Dugaan Tindak Pidana Terorisme
"Dia bilang sedang ada masalah dan sempat mengatakan tetap akan mengusahakan untuk mencarikan bantuan bagi warga kurang mampu di sini," ungkap Solikinya.
Solikin mengaku sangat kaget mendapat kabar FN diamankan petugas terkait terorisme.
Dia sama sekali tidak menyangka, apalagi warganya itu dikenal sebagai figur yang baik.
Geledah Ruko di Bandung
Densus 88 Antiteror menggeledah rumah toko (ruko) di Jalan Gading Tutuka, RT 03, RW 17, Desa Cingcin, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung.
Berdasarkan pengakuan Ketua RW 17, Aan Tajudin, penghuni ruko yang digeledah oleh Densus 88 di Kabupaten Bandung, tak bersosialisasi dengan warga sekitar.
Ruko tersebut tidak ditempati oleh pemiliknya, tapi orang yang mengontrak.
"Yang ngontrak itu sudah menempati ruko sekitar satu tahun. Ngontraknya katanya untuk tiga tahun. Selama satu tahun tak ada sosialisasi dengan warga," ujar Aan saat ditemui di depan ruko yang digeledah tersebut, Senin (16/8/2021).
Baca juga: Densus 88 Sita Buku dan Kotak Amal dari Terduga Teroris di Wonokromo Surabaya
Aan mengaku hanya mengenal dengan pemilik ruko tersebut.
Dia tak mengenal dengan orang yang ngontrak, berikut tak tahu apa kegiatannya.
"Enggak izin, enggak apa. Lapor juga tidak. Kenalnya sama yang punya, enggak tahu digunakan untuk apa sama yang ngontrak," kata Aan.
Aan mengatakan, setahunya kalau ruko pasti digunakan untuk usaha biasa karena rukonya terbilang kecil.
Baca juga: 7 Terduga Teroris Kembali Dicokok Densus 88, Total Sudah 48 Orang Tertangkap Dalam 4 Hari
"Tak tahunya ada yang begini. Sekitar tiga bulan terakhir memang tak ada aktivitas di ruko ini.
Biasanya, ada terlihat pintu terbuka, meski tak tahu apa aktivitas di dalamnya," tuturnya.
Aan mengungkapkan, setahunya di depan ruko ada yang menjual es teh yang dikemas.
"Trus ada yang jual sosis bakar dan cimol," katanya.
Aan mengatakan, pihaknya tak tahu ruko itu digunakan untuk kegiatan atau kantor yayasan atau syam organizer.
"Tak ada izin tak ada laporan apa-apa," tuturnya.
Aan mengaku kecewa, background-nya urusan sosial tapi dimanfaatkan aksi terorisme.
"Belum pernah mereka memberi bantuan kepada warga kami, tapi tak tahu ke daerah lainnya," katanya.
Jadi, kata dia, harus lebih selektif lagi dalam pengawasan ke depan, terutama kepada warga yang mengontrak.
"Khawatir kecolongan lagi," ucapnya.
Menurutnya penggeledahan tersebut merupakan pengembangan tertangkapnya F, terkait jaringan aksi terorisme. F sempat beraktivitas di sana.
Sebelumnya, Densus 88 Antiteror menggeledah sebuah kantor yang diduga menjadi penyandang dana teroris atau penyandang dana organisasi teroris di Jalan Gading Tutuka, Desa Cingcin Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Minggu (15/8/2021).
Baca juga: K Tidak Terima Ayahnya Dituduh Sebagai Terduga Teroris: Ada yang Sebut Nama Dia Terlibat
Sejumlah barang bukti diamankan. Namun, tidak ada penangkapan.
Sumber Tribun di kepolisian menyebutkan, ribuan kotak amal diamankan dalam penggeledahan tersebut.
Jumlahnya mencapai 1.540.
Ada juga buku-buku, dan beberapa barang lainnya.
Kapolresta Bandung Kombes Pol Hendra Kurniawan, mengatakan sejumlah anggota Polresta Bandung ikut menyertai Densus 88 saat melakukan penggeledahan.
"Namun, kami dari Polresta Bandung sifatnya hanya membantu," ujar Hendra kepada Tribun saat dihubungi melalui pesan singkat, kemarin.
Kapolresta menolak membeberkan perincian kasus yang sedang ditangani Densus 88 di wilayah hukumnya itu.
"Detainya, ada di Densus. Kalau kami hanya seperti itu saja keterangannya," ujar Kapolresta saat ditanya mengenai penggeledahan ini, termasuk jumlah barang bukti yang diamankan.
Ketua RW 17, Aan Tanudin, yang turut menyaksikan penggeledahan mengatakan ada banyak barang bungki yang diamankan petugas Densus dari kantor yang digeledah
"Yang diamankan, kaleng-kaleng seperti untuk celengan (kotak amal). Ada juga berkas-berkas, kunci, dan foto-foto," ujarnya melalui telepon, kemarin.
41 Orang
Selain di Bandung, penelusuran terhadap jaringan terorisme juiga dilakukan Densus 88 di sejumlah wilayah lain di Jawa Barat dan Banten.
Kemarin, empat orang ditangkap.
"Tambahan hari ini, ditangkap di Banten satu orang dan Jabar tiga orang," kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan, Minggu (15/8).
Sebelumnya, sebanyak 37 orang terduga teroris juga telah berhasil ditangkap dalam operasi pencegahan dan penindakan terorisme sejak Kamis (12/8) hingga Sabtu (14/8).
"Jadi, totalnya ada 41 orang, ya," ujarnya.
Mereka ditangkap di sejumlah wilayah di 10 provinsi di Indonesia. Perinciannya yakni enam orang di Sumatera Utara, tiga orang di Jambi, tujuh orang di Lampung, empat orang di Banten, dua orang di Jawa Barat, dan 10 orang di Jawa Tengah.
Selanjutnya, satu orang masing-masing di Sulawesi Tengah, Maluku, dan Kalimantan Barat, serta dua orang di Kalimantan Timur.
Sebagian besar terduga yang ditangkap di 10 provinsi itu diketahui sebagai anggota Jaringan Jamaah Islamiah (JI). Kecuali di wilayah Kalimantan Timur merupakan anggota komunitas media sosial.
"Untuk Banten, semuanya jaringan Jamaah Islamiah (JI)," ujar Ramadhan. (M Taufik/Surya/Lutfi Ahmad Mauludin/Tribun Jabar)
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Terduga Teroris di Sidoarjo Dikenal Sebagai Figur Orang yang Sering Membantu Warga Kurang Mampu