Sabtu, 4 Oktober 2025

Detik-detik Juperi Hilang Misterius Hingga Ditemukan Tewas di Beltim, 2 Ekor Buaya 'Jaga' Jasadnya

Juperi Ahmad (53), seorang penjaga pintu air pengolahan pasir di Simpang Pesak, Belitung Timur, Bangka Belitung hilang misterius.

Penulis: Adi Suhendi
ist
Ilustrasi buaya. Juperi Ahmad (53), seorang penjaga pintu air pengolahan pasir di rawa kompleks perusahaan di Desa Dukong, Simpang Pesak, Belitung Timur, Bangka Belitung tewas diterkam buaya. 

TRIBUNNEWS.COM, BELITUNG - Juperi Ahmad (53), seorang penjaga pintu air pengolahan pasir di rawa kompleks perusahaan di Desa Dukong, Simpang Pesak, Belitung Timur (Beltim), Bangka Belitung hilang misterius, Jumat (18/6/2021) sekira pukul 18.40 WIB.

Diketahui di rawa tersebut terdapat banyak buaya dan para pekerja kerap melihat binatang predator tersebut.

Rekan kerja korban yang juga mandor lapangan divisi pasir bangunan PT Belitung Sand Mining (BSM), Mustadi (43) kepada Posbelitung.co, Sabtu (19/6/2021) menceritakan bagaimana Juperi menghilang misterius.

Peristiwa berawalnya saat empat orang berada di sekitar lokasi kejadian tepatnya di kolong dalam kawasan PT BSM, Desa Dukong, Simpang Pesak, Belitung Timur.

Namun, tiga orang lainnya termasuk Mustadi sudah pulang meninggalkan lokasi.

Tinggal Juperi sendirian karena ia sempat bilang kepada Mustadi ingin cuci tangan terlebih dahulu baru pulang.

Baca juga: Juperi Ditemukan Tewas dengan Kondisi Tubuh Sudah Tak Utuh, Dua Ekor Buaya Jaga Jasadnya

Lalu setelah sekira satu jam lamanya, Juperi tak kunjung balik ke camp.

Curiga dengan hal tersebut, Mustadi dan rekannya kembali lokasi.

Ternyata di lokasi sudah tidak ada orang hanya tinggal motor, dompet, ponsel, dan kartu identitas korban.

"Saat ke lokasi saya lihat ada semacam cakaran di tanah tepi kolong dekat lokasi. Jadi kemungkinan besar dia mencakar tanah tersebut saat ditarik ke dalam air," kata Mustadi.

Baca juga: Dua Ekor Buaya Jaga Jasad Juperi yang Sudah Tak Utuh Lagi

Melihat hal aneh, lantas Mustadi pun langsung melapor ke Kadus dan Kades tentang kejadian tersebut.

Setelah mendapat laporan kemudian warga setempat, Polsek Dendang, BPBD Beltim, Tagana, Basarnas, dan TNI AL langsung mencari keberadaan korban.

"Menurut informasi karyawan di perusahaan itu sering melihat buaya besar timbul dan berjemur di pinggir rawa tersebut," kata  Danpos SAR Basarnas Belitung Rahmatullah Hasyim dilansir dari Posbelitung, Sabtu (19/6/2021).

Dua buaya 'jaga' jasad korban

Setelah dilakukan pencarian, korban akhirnya ditemukan telah meninggal dunia, Minggu (20/6/2021) sekitar pukul 10.27 WIB.

Saat ditemukan kondisi korban cukup mengenaskan.

Kondisi tubuh korban sudah tidak utuh lagi.

Saat akan dievakuasi, Tim SAR gabungan melihat dua ekor buaya berada di dekat jasad korban.

Proses evakuasi terjadi di kolong atau danau bekas penambangan di kawasan PT BSM Desa Dukong , Belitung Timur (Beltim), Minggu (20/6/2021).

Baca juga: Jupri Hilang Diduga Diterkam Buaya yang Kerap Dia Beri Makan

Proses evakuasi berlangsung dramatis karena Tim SAR gabungan, melihat dua ekor buaya yang seolah sedang menjaga jasad korban.

Awalnya, pencarian dibagi menjadi dua tim, yakni penyisiran darat dan penyisiran air.

Korban ditemukan tim air.

Suasana evakuasi pencarian korban diduga diterkam buaya di Desa Dukong, Simpang Pesak, Sabtu (19/6/2021).
Suasana evakuasi pencarian korban diduga diterkam buaya di Desa Dukong, Simpang Pesak, Sabtu (19/6/2021). (Ist/Humas Basarnas Belitung)

Komandan Pos (Danpos) SAR Belitung, Rahmatullah Hasyim menyampaikan proses evakuasi dilakukan secara cepat karena dikhawatirkan akan adanya serangan binatang buas dari seputar tempat tersebut.

"Saat ditemukan kondisi korban sudah tidak utuh lagi, dan ditunggui dua ekor buaya, kami harus bergerak cepat agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan," ujar Rahmat kepada Bangkapos.com, Minggu (20/6/2021).

Proses evakuasi jasad korban sekitar 10 menit, awalnya tim penyisir air memasuki alur bandar rawa dengan cara mendayung perahu karet, karena lokasi banyak kayu dan ditumbuhi rumput sehingga tidak dapat menggunakan mesin.

Baca juga: Detik-detik Penambang Timah di Belitung Timur Tewas Diterkam Buaya, Tubuh Korban Sudah Tak Utuh

Pengambilan jasad korban pun tidak dapat dilakukan sekaligus karena kondisi korban yang sudah tidak utuh lagi, sehingga harus menggunakan dua kantong mayat.

Selanjutnya, jasad korban dibawa kedaratan, sekitar Pukul 11.00 WIB.

Jenazah korban langsung dibawa pihak keluarga ke rumah duka yang berada di Desa Perawas, Tanjungpandan.

Suka beri makan buaya

Korban diketahui suka memberi makan buaya ketika bekerja.

Hal itu disampaikan rekan kerja korban yang juga mandor lapangan divisi pasir bangunan PT Belitung Sand Mining (BSM), Mustadi (43) kepada Posbelitung.co, Sabtu (19/6/2021).

Mustadi mengatakan sering dimarahi korban karena mengusir buaya saat muncul di permukaan.

"Sering marahin saya katanya mereka harus diberi makan biar tidak mengganggu. Sering dikasih makan anjing," kata Mustadi. (posbelitung.co/ Bryan Bimantoro/Suharli)

Sumber: Pos Belitung
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved