Dianggap Gila, Pria Ini Disekap Warga di Rumahnya, Ngaku Keberatan: Saya Ingin Bebas Lalu Bekerja
Seorang pria disekap di rumahnya sendiri. Pria tersebut mengaku keberatan dan ingin bebas
TRIBUNNEWS.COM - Seorang pria disekap di rumahnya sendiri.
Pria tersebut mengaku keberatan dan ingin bebas
Ia bahkan juga mengaku ingin bekerja.
Ada beberapa kejadian yang mungkin begitu memukul batin Hengky Setyawan (27), warga Desa Grogol, Kecamatan Sawoo Ponorogo, yang memicunya berperilaku kurang terkontrol.
Ironisnya, selama masa krisis batin itu Hengky malah disekap di dalam bangunan di belakang rumahnya. Warga sekitar menganggapnya gila, dan ia pun bak dipenjara di dalam rumah sendiri selama setahun terakhir.
Beberapa warga beralasan, Hengky dikurung lantaran seringkali meresahkan dengan perbuatannya. Apalagi ia pernah mengamuk dengan membawa senjata tajam.
Sehari-hari Hengky tinggal di ruangan berukuran 2x2,5 meter yang dibangun di belakang rumahnya dilengkapi kamar mandi dan toilet. Ia hanya tinggal bersama ibunya, sedangkan ayahnya sudah meninggal saat bekerja sebagai TKI di Malaysia.
Sehari-hari, sang ibulah yang merawat, termasuk memberi makan Hengky melalui lubang persegi panjang berukuran 20 x 10 centimeter.
Hengky sebenarnya keberatan disekap dan ingin dibebaskan. Karena siapa pun orangnya, apakah dia memang gila atau waras, mau dituding gila. "Awalnya itu saya memukul saudara saya, terus diikat tali dan dimasukkan sama warga ke sini," tutur Hengky, Rabu (17/2/2021).
Baca juga: Ayah Rudapaksa Anak hingga Hamil, Lalu Suruh Korban Berhubungan dengan ODGJ untuk Hilangkan Jejak
Baca juga: VIRAL Video Wanita Hanya Pakai Bra dan Celana Dalam, Awalnya Dikira Gila, Ternyata Habis Putus Cinta
Baca juga: Warga Babel Bakar Rumah dan Mobil di Kediaman Orang Tuanya di Pemalang, Warga Heran Karena Tak Gila
Saat ditemui, Hengky pun dengan lancar menjawab pertanyaan dan menuturkan kehidupannya, lewat perbincangan yang dipisahkan terali besi bak sebuah penjara.
Hengky melanjutkan, saat diringkus warga ia mengaku pasrah dan tidak bisa melawan karena sudah dipukuli. Setelah itu Hengky dilarikan ke RSJ Lawang, Kabupaten Malang untuk berobat.
"Pernah dibawa ke Lawang selama 35 hari. Lalu dijemput setelah berkoordinasi dengan mereka (RSJ Lawang)," lanjutnya.
Lantas apa yang membuat perilakunya tak terkendali selama masa itu? Ada beberapa kejadian, dalam ingatan Hengky.
Depresi mulai dirasakan Hengky karena sang bapak meninggal saat bekerja di Malaysia. Ia lalu diobatkan oleh saudaranya dengan imbalan tanah ayahnya.
Ada kesan, Hengky merasa bahwa saudaranya masih meminta biaya pengobatan padahal sudah mendapat imbalan tanah warisan. "Betul uangnya dari sana, tetapi kan sudah ada imbalan tanah. Jadi (kenapa) biayanya diungkit-ungkit," jelas Hengky.