Minggu, 5 Oktober 2025

Kisah Pilu Pembuat Terompet saat Pandemi, Laku 3 Buah padahal Biasanya 15.000 Buah Terjual

Ruyanto sang penjual terompet adalah warga Kalurahan Karangrejek, Kapanewon Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta.

Editor: Ifa Nabila
KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO
Ruyanto dan terompet buatanya di rumahnya Kalurahan Karangrejek, Gunungkidul Rabu (30/12/2020) 

TRIBUNNEWS.COM - Nasib nahas menimpa sejumlah industri di tengah pandemi.

Tak terkecuali pembuat terompet seperti Ruyanto.

Ia adalah warga Kalurahan Karangrejek, Kapanewon Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta.

Terdapat ratusan terompet setengah jadi dibuat dari sisa bahan tahun lalu.

Hanya empat terompet yang bisa dibunyikan, itu pun dibungkus plastik untuk menghindari kontak.

Tahun ini memang tak seperti sebelumnya. Biasanya, rumah berbentuk limasan itu dipenuhi terompet.

Pedagang lalu lalang di rumahnya untuk mengambil terompet buatan Ruyanto. Kini, penampakan itu hanya bisa dilihat dari video yang tersimpan di ponsel Ruyanto.

Baca juga: Pandemi Covid-19 Menghantui Dunia hingga Akhir 2020, WHO: Tampaknya Takdir Covid-19 Menjadi Endemik

Dalam beberapa bulan terakhir, Ruyanto baru menjual tiga terompet.

Jumlah yang sangat sedikit dibanding tahun lalu.

"Biasanya dua bulan sebelum Desember itu saya sudah membuat 10.000 sampai 15.000 terompet," kata Ruyanto saat ditemui di rumahnya, Rabu (30/12/2020).

Menurutnya, belasan ribu terompet itu dibeli para pedagang di seluruh Gunungkidul. "Tahun ini baru laku tiga terompet, itu pun ada anak yang kebetulan meminta dibeliin," ucap Ruyanto.

Di tengah hujan yang sangat deras, pria yang akrab disapa Yanto itu menunjukkan aktivitas pembuatan terompet di rumahnya tahun lalu.

Terlihat beberapa pekerja membuat terompet di dalam dan teras rumah.

Tahun ini, dari 12 pekerja yang membantunya, hanya tersisa enam orang yang bekerja membuat dan mengemas mainan anak.

Baca juga: Mobile JKN Kunci Kemudahan Layanan di Tengah Pandemi

Buat terompet dari bahan tahun lalu

Yanto sengaja membuat terompet dari sisa bahan tahun lalu.

Dari ratusan terompet, hanya empat yang diselesaikan sempurna dan bisa dibunyikan.

Sisanya tak bisa digunakan karena dirinya khawatir kasus Covid-19 masih tinggi.

Padahal, terompet berkaitan dengan mulut.

Pria yang telah tujuh tahun membuat terompet ini tak mau berspekulasi membuat terompet dalam jumlah besar, karena dirinya mendengar larangan perayaan tahun baru.

Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, Yanto berjualan mainan anak yang dibeli dari Solo, Jawa Tengah.

Mainan itu dikemas ulang dan dititipkan di warung.

Baca juga: PKS: Ekonomi 2021 Sulit Tumbuh Selama Penanganan Pandemi Tidak Tepat

"Omset mainan sedang turun mas, perbandingannya dulu omset satu sales, sekarang itu omset tiga sales. Ya bersyukur saja masih bisa makan," ucap dia.

Keputusan Yanto tak membuat terompet memang beralasan, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul melarang aktivitas warga selama malam pergantian tahun.

Bupati Gunungkidul Badingah mengeluarkan surat edaran tentang penutupan objek wisata saat malam pergantian tahun.

Kapolres Gunungkidul, AKBP Agus Setiawan mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk membantu pemerintah dalam mencegah kerumunan.

Adapun dasar penindakan mengacu pada maklumat Kapolri serta instruksi dari Gubernur DIY.

"Kami siap menindak tegas dengan membubarkan kerumunan pada saat malam pergantian tahun," katanya.

Untuk pengamanan, dirinya telah menyiapkan personel di tingkat polres hingga polsek.

Selain itu, aktivitas warga juga dibatasi mulai pukul 20.00 WIB.

Pihaknya akan menggelar patroli agar kebijakan ini bisa diterapkan dengan maksimal.

Jika ada warga yang beraktivitas lebih dari jam 22.00 WIB maka akan diminta pulang.

Polres Gunungkidul juga telah berkoordinasi dengan Pemkab dan pelaku usaha terkait penerapan aturan itu.

"Kami tidak akan mengeluarkan izin keramaian. Dari beberapa koordinasi juga ada komitmen untuk tidak menggelar perayaan saat malam tahun baru," kata Agus. (Kompas.com/Markus Yuwono)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Pembuat Terompet Saat Pandemi, Baru Laku 3 Buah, Biasanya Bisa Jual Belasan Ribu"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved