Translokasi Orangutan Jantan ke Hutan Rawa Gambut Ketapang Kalbar
Setelah melewati serangkaian pemeriksaan medis, dokter hewan IAR Indonesia yang memeriksa menyatakan Jhon dalam kondisi baik
Hutan yang terbakar menyebabkan banyak orangutan kehilangan tempat tinggal.
Orangutan ini pergi meninggalkan rumahnya yang terbakar dan masuk ke kebun warga untuk mencari makan.
“Hal ini menyebabkan tingginya jumlah perjumpaan manusia dengan orangutan yang tidak jarang menimbulkan konflik yang dapat merugikan orangutan dan manusia itu sendiri,” tutur Argitoe.
Baca: Hasil Menakjubkan Ini yang Didapat Jika Taburkan Kayu Manis di Taman Rumah, Yuk Coba Mulai Hari Ini
Kepala BKSDA Kalimantan Barat, Sadtata Noor Adirahmanta mengatakan, masih seringnya terjadi konflik satwa liar dengan manusia perlu menjadi perhatian serius.
“Upaya konservasi akan semakin efektif dengan dukungan para pemangku kepentingan. Semua elemen baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah sampai ke masyarakat harus memiliki kepedulian yang sama serta terlibat dan menyadari peran masing-masing,” ucap Sadtata.
Sadtata menyebut, sampai dengan saat ini, diperkirakan terdapat 57.350 individu orangutan Kalimantan (pongo pygmaeus) di habitat seluas 181.692 km2.
Wilayah ini mencakup Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Sarawak, Malaysia. Di Kalimantan Barat, diperkirakan terdapat sekitar 4.520 individu untuk sub jenis pongo pygmaeus pygmaeus.
“Satwa orangutan merupakan satwa dilindungi oleh undang-undang,” tutup Sadtata. (Kontributor Pontianak, Hendra Cipta)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BKSDA Kalbar dan IARI Translokasi Orangutan ke Hutan Rawa Gambut Ketapang"