Bayi dan Ibu Tertolong Berkat BPJS Kesehatan, Hapus Stigma Negatif
Menderita anemia hingga kekhawatiran akan biaya besar persalinan Ariyani lalu pudar karena berkah pertolongan BPJS Kesehatan
Penulis:
Facundo Chrysnha Pradipha
Editor:
Tiara Shelavie
Kini di usia hampir 2 tahun, Arkan tumbuh sehat bersama keluarga di rumah kontakan.

Ariyani pun mengaku puas dengan pelayanan dan fasilitas yang ia dapatkan sebagai pasien BPJS Kesehatan.
“Pelayanan bagus, fasilitas lebih dari cukup, obat juga pas dan cocok,” ungkap dia.
Hapus Stigma Negatif
Sementara itu, Bidan Desa Puskesmas Pembantu Makamhaji, Novita Ariesta Candraningrum, Amd Keb., mengungkap bahwa Ariyani adalah contoh dari sekian warga yang tertolong berkat BPJS Kesehatan.
Dia mengutarakan bahwa Ariyani membutuhkan biaya agar kartu BPJS Kesehatan yang ia miliki.
Sebelumnya BPJS yang Ariyani miliki non-aktif lantaran tak rutin memberikan iuran wajib.
Oleh sebab itu Novita yang bertindak sebagai bidan desa merasa ingin membantu membayar iuran BPJS.
"Bu Ariyani adalah warga yang kurang mampu di desa, terlebih dia mengalami anemia maka pasti biaya persalinan tinggi," katanya.
"Maka saya upayakan agar BPJS bisa meng-cover biaya persalianan dan perawatan bayi," tambahnya.
Selain itu disebutnya, ibu hamil dengan anemia akan beresiko tinggi untuk melahirkan.
Lanjutnya, untuk mengantisipasi hal-hal yang menghambat persalinan ia berharap pelayanan BPJS menjadi jawaban.
“Banyak ibu hamil dan melahirkan tertolong berkat BPJS Kesehatan, dalam satu desa ini terutama tak lebih dari 20 persen ibu hamil kurang mampu atau miskin, jadi memang harus terbantu layanan pemerintah,” kata dia.
Berbagai keluhan juga sering ia dengar dari warganya terkait BPJS Kesehatan.
Seperti halnya anggapan bahwa prosedur berbelit-belit hingga pelayanan kurang, obat tak mumpuni, hingga fasilitas tak mencukupi.