Enggan Dituduh Sebagai Pembunuh, Tiga Warga Lembata Lakukan Sumpah Adat
Mereka melakukan sumpah adat di atas makam ayah Yustinus Sole, Rabu (12/8/2020) siang, tepat pukul 12.00 Wita
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo
TRIBUNNEWS.COM, KUPANG - Tiga orang warga Desa Watodiri, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, yang tdilaporkan ke Polres Lembata dalam dugaan pembunuhan terhadap Kanisius Tupen (65), menggelar Sumpah Adat.
Ini dilakukan untuk membuktikan kalau ketiganya tidak terlibat dalam kasus tersebut.
Mereka adalah Yustinus Sole (70), Frans Dokan (48), Kelemens Kwaman (55).
Mereka melakukan sumpah adat di atas makam ayah Yustinus Sole, Rabu (12/8/2020) siang, tepat pukul 12.00 Wita.
Sebelumnya mereka juga melakukan sumpah yang sama di rumah adat.
Disaksikan oleh ratusan pasang mata warga desa, ketiganya menyatakan sumpah kepada seluruh leluhur Lewotanah bahwa sangkaan dan dugaan yang dialamatkan kepada ketiganya adalah sungguh tidak benar.
Ketiganya memanggil seluruh leluhur Lewotanah dari berbagai suku di wilayah Ile Ape dan Ile Ale Timur untuk menjadi saksi secara adat.
Baca: Mengulik Sejarah Museum Sumpah Pemuda yang Sempat Dijadikan Toko Bunga
"Karena Kami sudah dituduhkan membunuh Almahrum Kanisius Tupen, maka dengan sumpah adat ini, kami menyatakan kepada Lewotanah bahwa Kami tidak pernah buat apa-apa," ujar Yustinus Sole sebagaimana keterangan yang diterima Pos Kupang, Kamis (13/8/2020)
Yustinus juga menjelaskan, dengan sumpah adat ini nyawa mereka sebagai taruhan dari sumpah ini aapabila benar dia dan kedua rekannya terlibat.
"Kalau Kami menipu diri dalam sumpah adat hari ini, maka jangan tunggu lama, hari ini juga saya bersedia nyawa saya diambil. Demi nama Tuhan Allah," ungkapnya.
Sumpah adat yang dilakukan oleh tiga warga Watodiri ini juga turut disaksikan langsung Ignasius Demon, anak kandung mendiang Kanisius.
Baca: PNS di NTT Ditemukan Tewas Terbakar Bersama Sepeda Motor, Saksi Sopir Truk sampai Ketakutan
Ignasius mendukung sumpah adat ini dilakukan. Secara pribadi, Ignasius mengenal baik ketiga warga ini dan dia yakin, ketiganya tidak mungkin melakukan hal tersebut, apalagi salah satunya adalah pamannya sendiri.
"Saya sangat yakin, kalau mereka ini tidak terlibat. Saya kenal baik, apalagi melakukan hal ini hanya karena alasan-alasan yang tidak-tidak," ungkapnya.
"Jangan-jangan ini skenario pihak lain yang merasa terjepit lalu menjebak ketiga orang ini," tambah Ignasius.