Jumat, 3 Oktober 2025

Belajar dari Tewasnya Pendaki di Gunung Lawu, Berikut Tips Mendaki Agar Terhindar dari Hipotermia

Relawan Tim SAR Solo, Ari Kristyono memberikan tips bagaimana mendaki yang baik agar terhindar dari hipotermia berat.

Penulis: Inza Maliana
Tribunnews.com/Imanuel Nicolas Manafe
Seorang pendaki tengah menyusuri padang sabana di Kecamatan Sembalun, Lombok Timur. Jalur Sembalun terkenal dengan padang sabana dan bukit-bukit yang indah sebelum mencapai ke punggung Gunung Rinjani, yakni Plawangan-Sembalun. Diketahui, Gunung Rinjani dengan ketinggian 3.726 mdpl adalah gunung tertinggi ke-3 di Indonesia setelah Cartenz Pyramid di Papua dan Gunung Kerinci di Sumatera 

Disamping itu, saling memperhatikan di dalam kelompok sangatlah penting.

Terlebih, bila ada seorang teman yang dicurigai mengalami gejala hipotermia.

Para pendaki yang turun dari Gunung Lawu via jalur pendakian Candi Cetho, Sabtu (16/11/2019)
Para pendaki yang turun dari Gunung Lawu via jalur pendakian Candi Cetho, Sabtu (16/11/2019) (TribunSolo.com/Adi Surya Samodra)

Gejala tersebut seperti lemas tidak bertenaga, kesadarannya mulai berkurang, dan suhu tubuhnya menurun.

"Kalau sudah ada gejala hipotermia jangan ragu-ragu diajak turun."

"Jangan disuruh turun, tapi ditemani, karena itu usaha preventif yang paling efektif," kata Ari.

Sebab, bila dipaksakan, semakin tinggi mendaki bisa semakin dingin dan kadar oksidennya semakin menipis.

"Jangan ambil resiko, lebih baik turun."

"Minimal dua orang yang sudah hafal jalan, lebih baik menemani," pungkas Ari.

(Tribunnews.com/Maliana)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved