Virus Corona
Curhat Risma Tangani Pandemik Covid-19 di Surabaya "Sakit Mbak Jadi Pemimpin, Sakit Sekali"
Saat bersujud, Risma juga menangis dan mengatakan dirinya telah gagal menjadi wali kota.
"Tapi saya tidak menjawab, meskipun saya tahu arahnya ke saya," ungkapnya.
Menurut Risma, tudingan-tudingan itu lalu dibantah dengan data oleh para stafnya.
Risma menilai data menjadi poin penting yang harus dipegang dalam pekerjaannya.
"Saya mencoba yang menjawab itu staf saya dengan menjelaskan dengan data," kata Risma.
"Terus terang, saya selalu bekerja dengan data. Saya selalu bekerja dengan catatan, saya bekerja dengan teknologi," paparnya.
"Saya bekerja dengan sistem di mana semua standarnya ada," lanjut wali kota yang sudah menjabat selama dua periode ini.
Risma menyebutkan dirinya selalu menunjukkan data jika muncul tuduhan-tuduhan terhadap kinerjanya.
Ia mengaku serangan kepadanya sebenarnya kerap muncul.
"Jadi kalau ada yang menyerang begitu, saya langsung tunjukkan data," tutur Risma.
"Itu sering sekali, sehingga terus terang kemarin saya ya bingung," tambahnya.
Lihat videonya mulai menit 13:00 :
Sebelumnya, kabar adanya 38 pasien (sebelumnya disebut 35 pasien) yang menggegerkan IGD RSUD dr Soetomo itu terjadi pada Minggu (17/5/2020).
Kabar ini ramai setelah sebuah foto selebaran yang tertempel di kaca IGD RSUD dr Soetomo, Surabaya.
Isi selebaran viral itu sebagai berikut:
"PENGUMUMAN" UNTUK SEMENTARA IGD RSUD DR SOETOMO TIDAK BISA MENERIMA PASIEN BARU DIKARENAKAN MASIH ADA 35 PASIEN COVID-19 YANG BELUM MENDAPATKAN KAMAR ISOLASI".