Kegiatan Ganjar Pranowo saat Pandemi, Sebut Berpikir Seperti Dilan: Kamu di Rumah Saja, Saya Bekerja
Cerita Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, saat berkegiatan selama pandemi Covid-19, singgung sosok Dilan.
TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, membagikan cerita kegiatan sehari-harinya kala pandemi Covid-19 melanda.
Sebagai pejabat publik, ia mengaku justru di tengah pandemi seperti saat ini, ia tidak boleh bekerja di rumah dan harus 'keluyuran'.
Bekerja 'keluyuran' yang ia maksud, untuk memastikan keadaan masyarakat agar tetap aman.
Ganjar menyebut, di masa pandemi ini dia berpikir seperti tokoh film Dilan yang sempat viral tahun lalu.
Baca: Siapkan Liburan Aman di Tengah Pandemi, Ganjar Pranowo Beri Instruksi bagi Daerah Wisata di Jateng
Ganjar pun mengikuti rayuan gombal Dilan kepada Milea yang menyebut, "Rindu ini berat, kau takkan kuat, biar aku saja".
Namun bedanya, rayuan itu dikaitkan dengan keadaan pandemi yang mengharuskan masyarakat berada di rumah.
"Kita berpikirnya pakai cara Dilan."
"Dilan bilang sama kita, kamu di rumah saja, biar saya yang bekerja," ujar Ganjar dalam Obrolan Virtual (Overview): Rindu Piknik di Tengah Pandemi bersama Tribunnews, Kamis (18/6/2020).

Baca: Penasaran dengan Lagu Lathi, Ganjar Pranowo Tanya Ide Pembuatan ke Eka Gustiwana
Meski begitu, Ganjar memiliki porsi yang berbeda kala berkeliling di tengah pandemi.
Ia mengaku masih melakukan kegiatan atau menghadiri pertemuan seperti biasa namun dilakukan di rumah saja.
Bahkan selama pekerjaan kantor dipindahkan ke rumah, Ganjar kerap menjadi pembicara, melakukan rapat jarak jauh dan menghadiri webinar.
"Jadi saya buka Zoom, buka Instagram, mengundang orang untuk ngobrol-ngobrol, tapi setiap hari saya masih sempat sepedaan sambil kontrol," terangnya.

Baca: Cerita Ganjar Pranowo Keliling Naik Sepeda dan Bubarkan Kerumunan Warga
Lebih lanjut, Ganjar mengatakan, masyarakat sebenarnya bisa keluar dan berlibur secara aman.
Asal mereka membawa konsep kenormalan baru.
Ganjar menuturkan cara yang dilakukan hanya cukup satu saja, yaitu taat.
"Caranya satu saja, taat. Disuruh tertib ikuti, pemerintah ngomong hari ini kapasitasnya (tempat wisata, red) 500 benar diikuti."
"Aturannya seperti apa diikuti, kalau semua taat, bisa jalan," paparnya.
Instruksi Ganjar untuk tempat wisata di Jateng
Sementara itu, Ganjar juga telah menyetujui instruksi khusus bagi daerah-daerah wisata di Jawa Tengah.
Instruksi tersebut buntut kenormalan baru yang diusulkan oleh banyak masyarakatnya.
Ganjar mengaku, satu di antara penggagas instruksi tersebut adalah Bupati Karanganyar, Juliyatmono.
Diketahui, Juliyatmono meminta agar Ganjar membuat peraturan khusus supaya daerah pariwisata di Jawa Tengah bisa segera dibuka dengan protokol kesehatan ketat.
"Saya luruskan, itu bukan SK (surat keputusan) untuk kenormalan baru, tapi itu usulan yang nyusun ini (salah satunya, red) Bupati Karanganyar minta diberikan guidence."
"Jadi idenya beliau cemerlang dan bagus, karena Bupati Karanganyar ini bebannya berat."
"Karena daerah wisatanya banyak jadi ada kewajiban menjaga," tuturnya.

Baca: 20 ASN Pemkot Semarang Positif Corona, Ganjar Pranowo Perintahkan Tracing: Saya Minta Kejar Semua
Instruksi yang diberikan Ganjar sudah mulai dicoba di beberapa tempat wisata.
Satu di antaranya di Tawangmangu, Karanganyar.
Ia mengatakan, sambutan dari masyarakat yang ingin segera berlibur luar biasa.
Di sisi lain, Kabupaten Karanganyar juga memiliki kurva kelandaian kasus Covid-19 yang mulai rendah.
"Maka daripada buat aturan sendiri-sendiri, kita buatkan aturannya sebagai Ingub (Instruksi Gubernur) sebagai ketua gugus tugas," terang Ganjar.

Baca: Tanggapan Ganjar Pranowo Soal New Normal: Mengubah Sikap Masyarakat Tidak Bisa Pakai SK
Dalam Ingub tersebut, ada beberapa protokol yang harus dipersiapkan bagi daerah yang ingin segera membuka tempat wisatanya.
Seperti, ukuran seberapa tingkat kecuraman atau penurunan kurva kasus Covid-19 di daerah tersebut.
Selain itu, seberapa lama konsistensi kelandaian kurva dan tidak adanya lagi penambahan kasus.
"Bila sudah ada 14 (aturan, red) terpenuhi, maka bisa menjadi indikasi daerah tersebut boleh melakukan uji coba untuk dibuka," jelas Ganjar.
Ganjar menyarankan agar semua daerah tidak tergesa-gesa untuk membuka sektor pariwisata.
Khususnya bagi daerah yang masih memiliki zona merah seperti Kota Semarang, Kabupaten Magelang, dan Kabupaten Demak.
(Tribunnews.com/Maliana)