Virus Corona
Viral Video Warga di Magetan Usir Pendatang Pakai Meriam Bambu, Ini Penjelasan Ketua RT
"Tidak sampai begitu, itu hanya sosialisasi bahwa jalan desa selaam Lebaran ditutup sementara," kata Suparno
Setiap sore, puluhan pemuda akan menyalakan meriam bambu menjelang berbuka puasa.
"Sudah tradisi setiap bulan puasa, menjelang buka remaja di sini menyalakan meriam bambu," kata Suparno.
Perang meriam bambu biasanya diadakan di lingkungan Dukuh Ndasun.
Sebab, wilayah itu berada di pinggir sawah desa sehingga kegiatan perang meriam bambu tak mengganggu aktivitas warga lain.
Menurut dia, tradisi perang meriam bambu telah dilakukan sejak puluhan tahun lalu.
“Dulu kan belum ada petasan. Jadi membunyikan meriam bambu selain sebagai hiburan juga sebagai tanda berbuka puasa,” imbuhnya.
Pohon bambu yang tumbuh subur di Desa Ringin Agung, kata Suparto, menjadi penyebab perang meriam bambu menjadi tradisi di desanya.
Warga juga memanfaatkan bambu sebagai bahan baku membuat sejumlah kerajinan, seperti caping, kukusan, dan lainnya.
“Hampir seluruh penduduk di sini berprofesi sebagai perajin anyaman bambu,” ucapnya.
Menjelang puasa, biasanya para remaja di Dukuh Ndasun menyiapkan bambu terbesar dan terbaik untuk dibuat meriam.
Para remaja Dukuh Ndasun yang tergabung dalam karang taruna bahkan membuat festival perang meriam bambu pada 2019.
Sebanyak 50 meriam bambu ikut dalam festival itu.
”Setiap tahun itu ada kegiatan itu, tapi tahun ini karena ada Covid-19 kegiatan tersebut kita tiadakan,” kata Suparno.
Meski begitu, sejumlah remaja di lingkungan Dukuh Ndasun tetap membuat meriam bambu.
Mereka menyalakan meriam setiap menjelang buka puasa dan Idul Fitri.