Jumat, 3 Oktober 2025

Dirikan Gubuk sebagai Tempat Karantina, Ini Cara Pemudik Asal Kulon Progo Komunikasi dengan Keluarga

Poniran dan istri berkomunikasi lewat sambungan telepon selama menjalani masa isolasi.

TRIBUNJOGJA.COM / Andreas Desca Budi Gunawan
Poniran yang sedang melakukan isolasi mandiri di sebuah gubuk bambu 

TRIBUNNEWS.COM - Pemudik asal Kulon Progo, Poniran, mengaku punya inisiatif membangun gubuk sebagai tempat isolasi mandiri setelah mudik dari Tangerang.

Setiap hari keluarganya mengantar makanan ke gubuk tersebut sejak Minggu (19/4/2020) lalu.

Gubuk yang menjadi tempat isolasi mandiri Poniran itu terletak di belakang rumah keluarganya.

"Sebenarnya jarak dari rumah sekitar 100 meter. Untuk masalah makan berbuka dan sahur dikirim sama istri."

"Jadi ditaruh di tempat tertentu, di meja nanti saya ambil," ujarnya, dikutip dari YouTube Najwa Shihab, Kamis (30/4/2020).

Situasi tempat isolasi mandiri Poniran yang berada di tengah kebun.
Situasi tempat isolasi mandiri Poniran yang berada di tengah kebun. (Tangkap layar kanal YouTube Najwa Shihab)

Poniran dan istri berkomunikasi lewat sambungan telepon selama menjalani masa isolasi.

"Alhamdulillah meskipun tempatnya pelosok di Kulon Progo untuk hubungan video call, telepon, enggak ada kendala."

"Kalau saya butuh apa-apa tinggal ditelepon saja ke istri," ungkapnya.

Baca: 7 Orang Nekat Mudik Numpang di Truk Kontainer Raksasa, Polisi Suruh Putar Balik

Baca: Evaluasi Larangan Mudik, Jubir Kemenhub: Masyarakat Masih Penyesuaian

Baca: Uang Refund Tiket Mudik Kembali 3 Hari via KAI Access, Belum Punya Aplikasinya? Ini Cara Registrasi

Poniran menambahkan, dirinya tak ingin keluarganya terjangkit virus corona karena kepulangannya.

"Sebenarnya ini karena secara tidak langsung jika tidak melakukan isolasi terus amit-amit istilahnya, satu keluarga, kebetulan saya membawa virus malah kan jadi musibah besar," imbuh Poniran.

Alami Dilema

Dikutip dari TribunJogja.com, sebelum pulang, Poniran sempat mengalami dilema.

Dia merasa takut jika membawa pulang virus corona dalam perjalanannya menuju kampung halaman.

Dia lalu meminta keluarganya untuk membangun sebuah gubuk untuk isolasi mandiri.

"Daripada keluarga kenapa-kenapa, lebih baik melakukan hal ini. Kan interaksinya lebih sedikit," ujarnya.

Menurutnya, dinginnya malam sangat terasa dalam gubuk berukuran 2x3 meter tersebut.

Belum lagi juga ada gangguan serangga dan nyamuk pada malam hari.

Baca: Kemenpan RB: PNS Wajib Patuhi Larangan Mudik

Baca: Najwa Shihab Jelaskan Sanksi Bila Mudik, Driver Ojol : Makan Aja Bingung Boro-boro Bayar Denda

Baca: Kemenpan RB Jelaskan Sanksi Tegas Bagi ASN yang Nekat Mudik, Bisa Dipecat

Poniran merasa tidak keberatan harus tinggal di gubuk tersebut, karena memang tujuannya untuk menjaga kesehatan keluarga dan Warga sekitar.

"Yang Penting kan semua sehat," ungkap Poniran.

Poniran, warga Kulon Progo, DIY lakukan isolasi mandiri di tengah kebun miliknya setelah pulang dari Tangerang.
Poniran, warga Kulon Progo, DIY lakukan isolasi mandiri di tengah kebun miliknya setelah pulang dari Tangerang. (Tangkap layar kanal YouTube Najwa Shihab)

Kata Kepala Dukuh

Dikutip dari Kompas.com, gubuk bambu beratap terpal yang menjadi tempat isolasi Poniran itu terletak di kebun kelapa belakang rumah orangtua Poniran.

Kepala Dukuh Menguri, Suparno menyebut, Poniran mulai tinggal di gubuk tersebut pada Minggu (19/4/2020).

“Setelah sampai, tidak masuk rumah. Dia langsung masuk gubuk isolasinya sendiri,” kata Suparno, saat dihubungi, Selasa (21/4/2020).

Menurutnya, sebelum tiba di Kulon Progo, Poniran sudah meminta dibuatkan gubuk untuk jadi tempat mengisolasi diri.

Padahal, Poniran sudah mengantongi surat sehat dari dokter di Tangerang.

“Rencana ini sekitar 10 hari sebelum dia datang. Keluarganya juga menyampaikannya ke kami,” jelas Suparno.

Suparno berharap, Poniran benar-benar mengarantina diri selama 14 hari.

Baca: Minta Warganya Tak Mudik, Anies Baswedan: Berani Datang ke Jakarta Artinya Berani Mengambil Risiko

Baca: Komisi IX DPR: Pelarangan Mudik Harus Dibarengi Kompensasi

Baca: Soal Larangan Mudik dan Salat Tarawih di Masjid, Mahfud MD: Pertimbangan dari Sudut Agama dan Ahli

Dia mengapresiasi niat pemudik yang memperhatikan kesehatan bersama.

Wilayahnya memang tidak menyediakan fasilitas untuk menampung pemudik seperti halnya desa-desa lain.

Warga juga tidak bersedia fasilitas umum untuk menampung sementara pemudik.

Warga sudah menggencarkan himbauan untuk para perantau tidak pulang kampung dulu.

“Tapi kalau mau pulang ya tidak mungkin ditolak, karena kan pulang ke rumahnya sendiri,” jelas Suparno.

(Tribunnews.com/Nuryanti) (TribunJogja.com/Andreas Desca) (Kompas.com/Kontributor Yogyakarta, Dani Julius Zebua)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved