Kamis, 2 Oktober 2025

Dirikan Gubuk sebagai Tempat Karantina, Ini Cara Pemudik Asal Kulon Progo Komunikasi dengan Keluarga

Poniran dan istri berkomunikasi lewat sambungan telepon selama menjalani masa isolasi.

TRIBUNJOGJA.COM / Andreas Desca Budi Gunawan
Poniran yang sedang melakukan isolasi mandiri di sebuah gubuk bambu 

Menurutnya, dinginnya malam sangat terasa dalam gubuk berukuran 2x3 meter tersebut.

Belum lagi juga ada gangguan serangga dan nyamuk pada malam hari.

Baca: Kemenpan RB: PNS Wajib Patuhi Larangan Mudik

Baca: Najwa Shihab Jelaskan Sanksi Bila Mudik, Driver Ojol : Makan Aja Bingung Boro-boro Bayar Denda

Baca: Kemenpan RB Jelaskan Sanksi Tegas Bagi ASN yang Nekat Mudik, Bisa Dipecat

Poniran merasa tidak keberatan harus tinggal di gubuk tersebut, karena memang tujuannya untuk menjaga kesehatan keluarga dan Warga sekitar.

"Yang Penting kan semua sehat," ungkap Poniran.

Poniran, warga Kulon Progo, DIY lakukan isolasi mandiri di tengah kebun miliknya setelah pulang dari Tangerang.
Poniran, warga Kulon Progo, DIY lakukan isolasi mandiri di tengah kebun miliknya setelah pulang dari Tangerang. (Tangkap layar kanal YouTube Najwa Shihab)

Kata Kepala Dukuh

Dikutip dari Kompas.com, gubuk bambu beratap terpal yang menjadi tempat isolasi Poniran itu terletak di kebun kelapa belakang rumah orangtua Poniran.

Kepala Dukuh Menguri, Suparno menyebut, Poniran mulai tinggal di gubuk tersebut pada Minggu (19/4/2020).

“Setelah sampai, tidak masuk rumah. Dia langsung masuk gubuk isolasinya sendiri,” kata Suparno, saat dihubungi, Selasa (21/4/2020).

Menurutnya, sebelum tiba di Kulon Progo, Poniran sudah meminta dibuatkan gubuk untuk jadi tempat mengisolasi diri.

Padahal, Poniran sudah mengantongi surat sehat dari dokter di Tangerang.

“Rencana ini sekitar 10 hari sebelum dia datang. Keluarganya juga menyampaikannya ke kami,” jelas Suparno.

Suparno berharap, Poniran benar-benar mengarantina diri selama 14 hari.

Baca: Minta Warganya Tak Mudik, Anies Baswedan: Berani Datang ke Jakarta Artinya Berani Mengambil Risiko

Baca: Komisi IX DPR: Pelarangan Mudik Harus Dibarengi Kompensasi

Baca: Soal Larangan Mudik dan Salat Tarawih di Masjid, Mahfud MD: Pertimbangan dari Sudut Agama dan Ahli

Dia mengapresiasi niat pemudik yang memperhatikan kesehatan bersama.

Wilayahnya memang tidak menyediakan fasilitas untuk menampung pemudik seperti halnya desa-desa lain.

Warga juga tidak bersedia fasilitas umum untuk menampung sementara pemudik.

Warga sudah menggencarkan himbauan untuk para perantau tidak pulang kampung dulu.

“Tapi kalau mau pulang ya tidak mungkin ditolak, karena kan pulang ke rumahnya sendiri,” jelas Suparno.

(Tribunnews.com/Nuryanti) (TribunJogja.com/Andreas Desca) (Kompas.com/Kontributor Yogyakarta, Dani Julius Zebua)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved