Kamis, 2 Oktober 2025

Fakta-Fakta Seputar Mami Lisa, Muncikari dengan 600 Anak Buah Lintas Provinsi

Tarif yang dipatok mulai Rp 2,5 juta sampai Rp 25 juta. Harga tersebut tergantung dari penampilan wajah, tinggi badan atau bodi dan layanan.

Firman Rachmanudin/Surya.co.id
Polisi saat menunjukkan ratusan foto cewek dari berbagai kota dari tiga muncikari Lisa, Kusmanto dan Dewi Kumala yang ditetapkan sebagai tersangka. 

Firman Rachmanudin/Surya.co.id

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Kemampuan Lisa Semampaw alias Mami Lisa mengelola bisnis 'esek-esek' terhitung piawai.

Dia tak cuma lihai menjalankan bisnis prostitusi secara online namun juga mahir mengelola 600 perempuan anak buahnya.

Ratusan PSK online itu berada tersebar di berbagai kota di Indonesia.

Hebatnya, jaringan itu mampu dia bentuk hanya dalam waktu satu tahun.

Tapi, kepiawaian Mami Lisa bisa dihentikan Unit Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya, Jawa Timur.

Dari hasil penyidikan kepolisian, berikut fakta-fakta seputar Kasus Mami Lisa seperti dilansir Surya.co.id:

Tarif Bisa Sampai 25 Juta

Perempuan yang disediakan Mami Lisa berada tersebar mulai dari Surabaya, Bandung, Semarang, dan Jakarta serta kota lain.

Tarif yang dipatok mulai Rp 2,5 juta sampai Rp 25 juta.

Harga tersebut tergantung dari penampilan wajah, tinggi badan atau bodi dan layanan.

Dari SPG Hingga Mahasiswi

Anak buah Mami Lisa mulai dari pekerja kantor, mahasiswi dan SPG freelance.

Foto 600 cewek yang disiapkan cukup menggoda karena tampilannya berbagai pose.

Bagaimana bisa sampai memiliki anak buah sebanyak 600?

"Kenalnya dari teman, yang ada di luar kota. Aku yang tawari mereka yang sudah memiliki anak buah," kata Lisa.

Awal Mula Jadi Muncikari

Perempuan yang juga punya toko di kawasan Pasar Atom Surabaya ini mengaku awal menggeluti dunia muncikari setelah cerai dari suaminya.

"Awalnya saya bingung mau cari uang darimana setelah cerai sama suami.

Cuma ada satu toko saja di Pasar Atom. Dari sana saya mulai coba-coba menggeluti dunia mucikari via online.

Cari perempuannya ada yang dari teman terus diteruskan daro mulut ke mulut.

"Itu saya juga kasih uang ke orang yang mencarikan perempuan kalau memang sudah berhasil layani tamu," tambah janda tersebut.

Lisa tak menyangka jika bisnis haramnya itu membuahkan banyak peminat. 

"Ya akhirnya punya teman di Semarang, Bandung dan Jakarta mau join. Ya sudah saya giliran cari pelanggan atau cari perempuan.

Kalau ada pesanan di Surabaya dari Semarang, teman saya telepon saya suruh nyiapin. Begitu juga sebaliknya," terangnya.

Dibekuk Polisi

Kehebatan Mami Lisa dalam memasarkan layanan prostitusi berakhir di tangan Unit Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya.

Mami Lisa dan dua mucikari lainnya ditangkap.

Kedua mucikari yang juga ditahan di Mapolres Surabaya adalah Kusmanto (39) asal Semarang, Jateng dan Dewi Kumala (44) warga Wiyung, Surabaya.

Terbongkarnya prostitusi yang dijajakan lewat media sosial setelah polisi melakukan penyelidikan dan undercover buy untuk memastikan praktik tersebut benar-benar ada.

Pasalnya, tawaran lewat grup facebook itu banyak direspons oleh banyak kalangan.

Modus Jualan Mami Lisa

Tawaran yang dilakukan oleh Mami Lisa juga lewat WhatsApp grup. Tentunya tidak semua orang bisa masuk untuk bergabung.

Syarat utamanya, pengelola baru bisa memasukkan ke grup setelah konsumen mengajak keluar dua kali anak buahnya.

"Pengelola grup WhatsApp ini tersangka LS.

Anggota yang bisa masuk menjadi member, minimal sudah dua kali transaksi dengan mucikari ini," kata Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Sudamiran didampingi Kanit Jatanras AKP Iwan Hari Purwanto, Selasa (14/4/2020).

Dalam aksinya, Lisa dan dua mucikari lainnya saling berkomunikasi. Mulai dari penyiapan cewek hingga siapa yang mengajak dan lokasinya mana.

"Anak buah mereka sudah tersebar dimana-mana. Misalnya, ada orang Semarang, Surabaya atau Jakarta butuh layanan, sudah ada. Tinggal kontak tersangka dan spesifikasi yang diminta seperti apa," terangnya.

Tersangka juga bisa menyediakan perempuan untuk melayani satu laki-laki dengan dua atau tiga perempuan dalam sekali permainan. Tarif yang ditentukan tentu beda dengan layanan biasa.

"Kalau layanan dua sampai tiga cewek Rp 10 juta - Rp 25 juta," tambahnya.

Keuntungan Besar

Dari hasil kerja anak buahnya itu, tersangka Lisa, Kusmanto dan Dewi Kumala memotong sebesar 10 hingga 20 persen, tergantung kesepakatan.

Dari ketiga tersangka yang dijerat Pasal 2 UU RI Nomor 21 Tahun 2007 tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang, penyidik menemukan 600 nama dan foto perempuan. Nama dan foto itu disimpan di ponsel ketiga tersangka.

"Dari 600 foto anak buah tersangka, menonjolkan pose tertentu. Ya tujuannya agar konsumen tergiur," ujar AKP Iwan.

Dari penyelidikan dan pengakuan tersangka, dari 600 perempuan memiliki latar belakang profesi berbeda.

"Ada yang pekerja kantor, SPG freelance, dan mahasiswi. Mereka itu tersebar mulai dari Surabaya, Semarang, Jakarta dan kota lain di Indonesia," kata Iwan.

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Janda Sidoarjo Kendalikan 600 PSK Lewat Prostitusi Online, Alasannya Bingung Cari Uang Dimana

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved