Virus Corona
Seiring Pandemi Virus Corona, Jumlah Pasien Gangguan Jiwa di Bali Meningkat
Tidak hanya ketakutan terhadap wabah virus tersebut yang membuat masyarakat cemas, melainkan dampak ekonomi sehingga berpotensi akibatkan depresi.
Trend kampanye diam dirumah karena wabah corona ini ternyata menyebabkan penggunaan gadget meningkat di masyarakat.
Alhasil, karena penggunaan gadget meningkat, tentunya masyarakat lebih banyak menghabiskan waktu untuk membuka berita dan media sosial.
Baca: Virus Corona Bikin Gentar, Jessica Iskandar Sembunyikan Ketakutannya di Depan Anak
Banyaknya berita-berita heboh soal Covid-19 dan baik di platfom berita dan media sosial membuat masyarakat memiliki kecemasan berlebihan.
"Pencetusnya adalah konsumsi berita. ada yang Kesehariannya memegang gadget. Kemudian Makin cemas gara-gara itu, entah di twitter, instagram, FB karena beritanya selalu tentang covid-19, " kata dr Rai
"Jadi ada yang kebanyakan gejalanya lebih ke fisik. Setelah baca berita kok tenggorokan gatal, batuk pusing. kemudian cek kesehatan berkali-kali.
Apalagi terus memantau media sosial yang berlebihan, berita hoax, dan lain-lain," kata dr Rai
Selain itu, hasil konseling yang dilakukan dr Rai, mereka yang mengalami kecemasan berlebihan akibat Covid-19 ini mengaku susah tidur, nafsu makan berkurang, dan muncul gejala obsesif.
"gejala obsesif misalnya terlalu mengecek berkali-kali berpikir berulang tentang suatu hal merasa diri terkontaminasi dan sebagainya," ujar Dokter Rai.
Bukan hanya psikiater di RSUD Wangaya yang menyatakan wabah corona memperbanyak jumlah pasien gangguan jiwa di Bali dan Indonesia pada umumnya.
Dokter Ahli Jiwa di RSUP Sanglah, dr Lely Setyawati Sp.KJ (K) juga menyatakan jumlah pasien cemas yang ditanganinya meningkat semenjak wabah virus corona muncul di Indonesia dan Bali.
"Iya meningkat jumlah pasien cemas yang kami tangani.
Tapi kami belum rekap datanya karena belum sebulan. Yang jelas, mereka khawatir berlebihan padahal tidak kena covid dan akhirnya sakit beneran," kata Lely saat dihubungi melalui sambungan telepon
Direktur RS Jiwa Provinsi Bali, dr I Dewa Gede Basudewa Sp.KJ juga menyatakan ada paningkatan orang cemas kemudian konsultasi ke klinik-klinik swasta untuk mendapatkan penanganan.
"Kalau di tempat kami tidak ada. Tapi Kalau di praktek swasta iya. Saya tanya teman-teman SP.KJ, sudah mulai ada," kata Basudewa.