Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

Satu PDP Virus Corona Meninggal Dunia di Solo, Ini Penjelasannya

Dinkes Jateng mengumumkan satu pasien yang berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) virus corona yang dirawat di RSUD dr Moewardi meninggal dunia.

pixabay.com
Ilustrasi wabah Covid-19. 

TRIBUNNEWS.COM - Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Tengah (Jateng) mengumumkan satu pasien yang berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) virus corona yang dirawat di RSUD dr Moewardi meninggal dunia.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinkes Jateng, Yulianto Prabowo, dalam konferensi pers, Kamis (12/3/2020).

Dalam konferensi pers itu, turut hadir Direktur RSUD dr Moewardi Solo, Cahyono Hadi dan Kepala Bidang Pelayanan Medis, Harsini.

"Rabu (11/3/2020) ada satu pasien dalam pengawasan meninggal dunia yang dirawat di RSUD dr Moewardi Solo," kata Yulianto, seperti dikutip dari TribunJateng.com.

Dokter Spesialis Paru RSUD Dr Moewardi Surakarta Harsini (kiri), Kepala Dinkes Jateng Yulianto Prabowo (tengah) dan Direktur RSUD Moewardi Cahyono Hadi saat konferensi pers di kantor Dinkes Jateng, Kamis (12/3/2020).
Dokter Spesialis Paru RSUD Dr Moewardi Surakarta Harsini (kiri), Kepala Dinkes Jateng Yulianto Prabowo (tengah) dan Direktur RSUD Moewardi Cahyono Hadi saat konferensi pers di kantor Dinkes Jateng, Kamis (12/3/2020). (KOMPAS.com/RISKA FARASONALIA)

Ia mengungkapkan, pasien tersebut meninggal dunia disebabkan gagal nafas karena pneumonia.

"Yang jelas meninggalnya karena gagal nafas disebabkan oleh pneumonia," tegasnya.

Jenazah Dibungkus Plastik

Mengutip dari TribunJateng.com, Yulianto mengatakan, pasien yang dinyatakan meninggal tersebut belum dapat dipastikan terjangkit virus corona.

Hingga kini, tim medis masih menunggu hasil pemeriksaan sampel swab hidung dan tenggorokan yang telah dikirim ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan di Jakarta.

Namun, satu yang pasti, setelah dinyatakan meninggal, jenazahnya langsung dibungkus plastik.

Kepala Bidang Pelayanan Medis RSUD dr Moewardi Solo, Harsini menuturkan, hal tersebut dilakukan sebagai bentuk protokol pemulasaran jenazah.

"Saat diserahkan ke keluarga, jenazah dibungkus plastik," terang Harsini.

Ia juga mengatakan, bahwa plastik tersebut tidak boleh dibuka hingga ke liang pusara.

"Hal itu dilakukan karena kami belum mengetahui penyebab meninggalnya pasien," jelasnya.

Baca: Dua Perawat di RSUP Sanglah Denpasar Dalam Pengawasan Virus Corona

Baca: BREAKING NEWS : Pelatih Arsenal Mikel Arteta Positif Terjangkit Virus Corona

Tak Punya Riwayat Bepergian ke Luar Negeri

Harsini mengatakan, 2 PDP yang ditangani RSUD Moewardi Solo tidak mempunyai riwayat kunjungan ke luar negeri.

Satu di antaranya meninggal, sedangkan satunya lagi masih dalam ruang isolasi.

"Informasi dari keluarga yang meninggal tidak ada kontak dengan WNA."

"Namun, dia habis pulang dari sebuah seminar di Bogor."

"Kebetulan keduanya adalah peserta seminar di Bogor itu," terang Harsini.

Diketahui, keduanya mengikuti seminar di Bogor pada 25-28 Februari 2020.

Baca: UPDATE Corona: Jumlah Korban Meninggal di Italia Lebih dari 1.000

Baca: POPULER: 4 Kritik DPR Agar Pemerintah Fokus Tangani Virus Corona

"Tanggal 29 mulai pilek dan batuk lalu ke dokter, ke rumah sakit masuk ke dalam observasi."

"Lalu dipindahkan ke RSUD dr Moewardi sebagai PDP," terangnya.

Harsini menyebut, bahwa kedua PDP tersebut berjenis kelamin laki-laki dengan usia 58 dan 59 tahun.

"Sebelumnya, dari rumah sakit di sekitar Solo, soal rumah sakit mana kami tidak bisa menyebutkan."

"Yang jelas untuk pasien yang meninggal warga Jawa Tengah," terangnya.

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri/TribunJateng.com/Muhammad Sholekan/Mamdukh Adi Priyanto)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved