Jumat, 3 Oktober 2025

Surat Pelarangan Kucing di Lingkungan Kampus Heboh di Medsos, Ini Kata Natha Satwa Nusantara

Pengguna media sosial kini sedang dihebohkan dengan beredarnya surat yang melarang keberadaan kucing di lingkungan kampus.

Editor: Sugiyarto
https://www.instagram.com/cats._lovers
Ilustrasi kucing yang ada di lingkungan kampus (Instagram.com/cats._lovers) 

Bukan hal yang berbahaya

Ilustrasi kucing makan (pixabay.com)
Ilustrasi kucing makan (pixabay.com)

Anisa menilai, dengan beredarnya surat pelarangan kucing di lingkungan kampus seolah-olah keberadaan hewan bernama latin Felis catus berbahaya untuk manusia.

Sehingga perlu diambil langkah untuk mengatasi masalah tersebut.

"Bahwa itu konflik yang berbahaya. Hingga harus melakukan langkah pembebasan, lokasi tersebut dari kucing kucing liar," katanya.

Anisa menjelaskan, pada dasarnya manusia bisa hidup berdampingan baik dengan hewan, khususnya kucing dalam kehidupan sehari-hari.

Bahkan pola ini telah terjadi sejak ribuan tahun yang lalu pada zaman Mesir Kuno.

"Mereka (manusia dan kucing) kan juga sejak 15.000 tahun yang lalu, hidup bersama. Manusia hidup berdampingan dengan kucing."

"Itu sudah ada sejak dulu, dan tidak ada yang membahayakan jika kita hidup dengan mereka (kucing)," kata Anisa.

Baca: Viral Video Tendang Sang Ibu, Remaja Jebolan The Voice Indonesia Batal Ditahan, Terungkap Fakta Lain

Saran Natha Satwa Nusantara untuk pihak kampus

Ilustrasi kucing yang ada di lingkungan kampus
Ilustrasi kucing yang ada di lingkungan kampus (Instagram.com/cats._lovers)

Anisa menjelaskan terdapat sejumlah cara yang dapat diambil pihak kampus untuk menyelesaikan permasalahan antara manusia dengan keberadaan kucing.

"Kita bisa lakukan langkah bersama-sama, seperti sterilisasi kucing di sana supaya tidak beranak-pinak dan pemberian vaksin," ucapnya.

Kemudian civitas akademika lainya seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) bisa dirangkul oleh pihak kampus untuk membantu. 

"Mungkin bisa bikin suatu wadah, buat mahasiswa yang khusus penyayang binatang. Untuk menjadi bagian langsung untuk mengurusi kucing," tutur Anisa.

Menurutnya cara di atas sangat efektif untuk mengatasi keberadaan kucing yang dianggap menganggu. Hal ini berdasarkan pengalaman Anisa ketika berkuliah.

"Kalau dulu di kampus saya, mahasiswa yang suka kucing bikin group. Suka feeding, vaksin, terus sterilisasi"

"Lalu dibuatkan sosial media untuk dicarikan adopter. Ini bisa dicontoh untuk semuanya," lanjutnya.

Terakhir Anisa berpesan keberadaan kucing tidak bisa lepas dari keseharian manusia. Sehingga penting untuk menciptakan kehidupan yang harmonis antar makluk ciptaan Tuhan.

"Hidup bareng enak kok," tutupnya.

(Tribunnews/Endra Kurniawan)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved