Jumat, 3 Oktober 2025

Tragedi Susur Sungai

5 FAKTA Penggundulan 3 Tersangka Tragedi Susur Sungai: Disebut Berlebihan hingga Pengakuan si Guru

Tindakan kepolisian dengan mencukur habis rambut tiga membotaki rambut tiga guru pembina Pramuka SMPN 1 Turi, Sleman kini menjadi sorotan publik.

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Sri Juliati
Tribun Jogja/Hasan Sakri Ghozali
Tiga Pembina Pramuka SMPN 1 Turi yang dijadikan tersangka dalam tragedi susur sungai siswa SMPN I Turi, Sleman. 

TRIBUNNEWS.COM - Tindakan kepolisian dengan mencukur habis rambut tiga guru pembina Pramuka SMPN 1 Turi, Sleman menjadi sorotan publik.

Sejumlah pihak menanyakan latar belakang pengundulan ketiga tersangka insiden susur sungai tersebut.

Berikut komentar serta pengakuan para tersangka terkait penggundulan para tersangka kasus susur sungai yang menewaskan 10 siswi SMPN 1 Turi, Sleman.

Baca: Respons Kemendikbud Sikapi Tragedi Susur Sungai Sempor SMPN 1 Turi Sleman

1. Komentar Komnas HAM

Beka Ulung Hapsara
Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara (Ilham Rian Pratama/Tribunnews.com)

Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara menilai tindakan kepolisian menggunduli tiga guru tersangka kasus susur Sungai Sempor di Turi, Sleman berlebihan.

"Saya kira tindakan kepolisian itu terlalu berlebihan ketika menggunduli para tersangka guru yang atas kelalaiannya mengakibatkan 10 orang meninggal dunia," ujar Beka, ketika dihubungi Tribunnews , Rabu (26/2/2020).

Menurut Beka, kepolisian seharusnya memperlakukan para guru tersebut secara baik, terlepas dari kesalahan dan kelalaian yang disangkakan kepada mereka.

"Itu terlalu berlebihan terlepas dari kesalahan yang disangkakan kepada mereka."

"Termasuk juga menghormati harkat dan martabat mereka sebagai manusia," kata dia.

2. Anggota DPR angkat bicara

Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda
Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda (TRIBUNNEWS/CHAERUL UMAM)

Ketua Komisi X DPR, Syaiful Huda menyesalkan tindakan aparat kepolisian Polres Sleman yang menggunduli guru dan pembina Pramuka SMPN 1 Turi, Sleman, yang ditetapkan menjadi tersangka insiden susur sungai.

"Saya tidak setuju karena profesi beliau guru. Jadi saya menyesalkan tindakan ini (menggunduli)," ujar Syaiful saat dihubungi Tribunnews, Jakarta, Rabu (26/2/2020).

Dalam penanganan tersangka susur Sungai Sempor yang menewaskan 10 pelajar, kata Syaiful, aparat kepolisian seharusnya bertindak dengan mempertimbangkan aspek kehormatan dan profesi guru.

"Karena ini sifatnya kelalaian, bukan karena sesuatu yang disengaja. Jadi harus dibedakan dengan seseorang atau individu yang melakukan kejahatan yang memang dilakukan secara terencana," ujar Syaful.

Politikus PKB itu pun meminta Kapolri Jenderal Idham Azis untuk mengambil sikap tegas kepada jajaran.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved