Sabtu, 4 Oktober 2025

Tragedi Susur Sungai

Dedy Ikhlaskan Kematian Putrinya Khoirunnisa: Ini Musibah, Allah Bisa Memanggil dengan Cara Apapun

Dedy Sukma tak menyalahkan siapapun terkait kematian putri sulungnya.D edy hanya meminta agar pihak‑pihak terkait melakukan koreksi.

Editor: Dewi Agustina
kolase tribunnews: BPBD DIY/TribunJogja
Susur sungai SMPN 1 Turi Sleman berakhir duka 

SUARANYA bergetar, air matanya terus berjatuhan. Dedy Sukma, ayah Khoirunnisa Nur Cahyani, siswa SMPN 1 Turi, Sleman, hanya bisa pasrah terhadap musibah yang menimpa anaknya.

"Saya ikhlas," kata Dedy Sukma, ketika ditemui di rumahnya, Girikerto, Turi, Sleman, Sabtu (22/2/2020).

Khoirunnisa ditemukan meninggal dunia setelah terseret arus Sungai Sempor dalam kegiatan susur sungai yang digelar Pramuka SMPN 1 Turi.

Kegiatan itu diikuti 257 siswa dan berlangsung di Sungai Sempor, Jumat (21/2/2020).

Pada saat itu di lokasi kegiatan memang tidak sedang turun hujan, namun di hulu sungai hujan lebat.

Tak pelak, muncul arus deras yang menghayutkan para siswa tersebut.

Dedy Sukma tak menyalahkan siapapun terkait kematian putri sulungnya.

"Ini musibah yang harus saya terima. Allah bisa memanggil dengan cara apapun," tutur pria 48 tahun ini.

Dedy hanya meminta agar pihak‑pihak terkait melakukan koreksi dan evaluasi sehingga kejadian serupa tak terulang lagi.

Baca: Cerita Salma Siswi SMP 1 Turi yang Terseret Arus Berhasil Selamatkan Diri, Orang Tua Sempat Panik

Baca: 7 Fakta Baru Tragedi Susur Sungai Sleman, Reaksi Kepsek dan Alasan Polisi Tetapkan Pembina Tersangka

Dimakamkan di Hari Ulang Tahun

Suasana pemakaman jenazah Khoirunnisa Nur Cahyani di Dusun Karanggawang Girikerto, Turi, bertambah mengharukan karena pada hari itu tepat dengan hari ulang tahun korban.

Ketika menyampaikan pidato pelepasan jenazah, Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun, menyebut hari itu merupakan hari ulang tahun ke-13 Khoirunnisa.

"Kami menyampaikan belasungkawa yang sedalam‑dalamnya atas meninggalnya anak kita, Khoirunnisa Nur Cahyani yang hari ini bertepatan dengan hari ulang tahunnya ke‑13 persis," kata Wakil Bupati Sri Muslimatun dalam bahasa Jawa.

Suasana duka juga menyelimuti kediaman Hendrik, orang tua Nadine Fadilah, seorang korban tewas lainnya.

Rumah duka di Kalangan, Trimulyo, Sleman, pada Sabtu siang ramai oleh kerabat dan warga yang melayat.

Baca: Martabak Bikinan Christo MasterChef Indonesia Season 6 Bikin Juna Ngakak, Arnold: Rasanya Kayak Odol

Baca: 41 Karyawan Kementerian Kesehatan Jepang akan Diperiksa, Kecuali Para Spesialis

Agus Budi, seorang relawan desa setempat yang ikut dalam kegiatan penyisiran pencarian korban, mengatakan Nadine, siswi kelas 7 D,  ditemukan di sekitar Bendungan Klingkong, sekira pukul 10.00 WIB.

Agus mengatakan, petugas sempat melihat korban masih mengenakan pakaian pramuka di tengah arus yang cukup deras.

Petugas kemudian segera melakukan evakuasi.

"Posisinya di pinggir. Kondisi air cukup deras, jadi petugas dan relawan juga cukup kesulitan sewaktu evakuasi," kata Agus ditemui di lokasi.

Pada bagian kepala, kata Agus, terdapat luka yang kemungkinan akibat benturan.

"Petugas kemudian langsung membawa ke Puskesmas Turi untuk mencocokkan data," ungkapnya.

Baca: Ibu Terlambat Jemput 20 Menit Saja, Sang Anak Sudah Jadi Korban Penculikan, Ditemukan Tak Bernyawa

Baca: Hujan Deras Sejak Minggu Dini Hari, Sejumlah Wilayah di Jakarta Tergenang Banjir

Orang tua Nadine yang berada di puskesmas memastikan korban adalah anaknya.

"Dari Puskesmas kemudian langsung dibawa ke rumah duka," jelas Agus.

Ia menceritakan, Nadine dikenal sebagai anak yang aktif di lingkungan setempat.

"Dia anak yang cerdas. Ketika ada acara‑acara desa dan 17 Agustus atau semacamnya, ia selalu ikut serta," kata Agus.

Penampakan Sungai Sempor
Penampakan Sungai Sempor (Istimewa)

Kepsek Tak Tahu

Kepala SMPN 1 Turi, Titik Nurdiana, mengaku tak mengetahui agenda susur Sungai Sempor dalam kegiatan pramuka yang digelar Jumat siang.

Tutik mengatakan pramuka memang menjadi kegiatan rutin sekolah.

Pembina pramuka merupakan guru SMPN 1 Turi.

Baca: Tangis Aulia Farhan Pemain Sinetron Anak Langit yang Positif Gunakan Narkoba Ditangkap Polisi

Baca: Peluk Ibu Mertua, Tangis BCL Pecah Ziarah di Hari Ke-4, Unge Berlutut di Makam Ashraf Sinclair

"Kegiatan Pramuka memang rutin setiap  Jumat, dari pukul 14.00 sampai 15.30. Ada tujuh pembina yang ikut dalam kegiatan susur sungai. Semuanya adalah guru SMPN 1 Turi," kata Tutik dalam jumpa pers di SMPN 1 Turi, Sabtu.

Ia melanjutkan, pembina tidak berkoordinasi dengan kepala sekolah dalam pelaksanaan susur sungai.

"Kebetulan saya baru satu setengah bulan menjabat kepala sekolah, kegiatan pramuka melanjutkan dari program lama. Jujur saya tidak tahu ada kegiatan susur sungai," lanjutnya.

Tutik memohon maaf atas musibah yang menimpa anak didiknya. Pihaknya tidak menduga akan terjadi musibah seperti ini.

Pihaknya juga meminta dukungan dari masyarakat, agar keluarga dan kerabat korban yang meninggal diberikan kekuatan.

Terkait keberadaan pembina pramuka yang terlibat dalam kegiatan itu Ketua Kwarda Pramuka DIY, GKR Mangkubumi, menegaskan akan ada sanksi.

"Semua pasti ada sanksinya. Nanti yang mengeluarkan dewan kehormatan. Tentunya hasil pemeriksaan dari polres akan masuk ke kami juga, nanti akan kita tindaklanjuti," katanya.

Korban susur sungai yang berhasil diidentifikasi langsung diserahkan kepada pihak keluarga, Sabtu (22/2/2020).
Korban susur sungai yang berhasil diidentifikasi langsung diserahkan kepada pihak keluarga, Sabtu (22/2/2020). (Tribun Jogja/Santo Ari)

Ia juga akan melakukan evaluasi terkait kegiatan luar sekolah yang melibatkan Gugus Depan Pramuka.

Ia juga meminta pembina pramuka untuk berkoordinasi dengan sekolah setiap kegiatan luar sekolah.

"Nanti akan kami evaluasi. Pembina juga seharusnya berkoordinasi dengan kepala sekolah, karena pramuka basisnya di sekolah. Mungkin ini yang kemarin terlewatkan," ujarnya. (tribunjogja/feb)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved