Tragedi Susur Sungai
Pembina Pramuka Ternyata Tidak Koordinasi dengan Sekolah Terkait Kegiatan Susur Sungai
Kepala Sekolah SMPN 1 Turi, Titik Nurdiana mengaku tak tahu terkait kegiatan susur sungai yang dilakukan para siswanya dalam kegiatan pramuka.
Saat ini pihaknya konsentrasi melakukan pencarian tiga orang sisanya dengan mengerahkan 851 personel gabungan dari berbagai pihak.
"Memang ada kesulitan sungai yang berbatu dan ada semacam embung atau relung di dalamnya," ungkapnya.
Dari tiga yang dicari, petugas akhirnya menemukan dua siswa lagi sekitar pukul 10.15 WIB dan 10.35 WIB.

Kapolda DIY Irjen Pol Asep Suhendar menuturkan dua orang siswa ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
"Dua lagi baru ditemukan di Dam Lengkong dan dam Polowidi yang berjarak dua hingga tiga kilometer dari tempat kejadian pertama," ungkapnya.
Korban Ditemukan
Sebelumnya Tim SAR Gabungan dari SRU 1 berhasil menemukan satu korban di Dam/Bendungan Lengkong pada Sabtu (22/2/2020) pukul 10.15 WIB.
Berdasarkan rilis BPBD DIY, korban belum diketahui identitasnya.

Kepastian identitas akan dilakukan setelah dilakukan identifikasi oleh DVI Polda DIY.
Belum diketahui bagaimana kondisi korban yang ditemukan tersebut.
Adapun pagi ini Tim SAR Gabungan Sabtu (22/2/2020) juga kembali melanjutkan operasi pencarian korban susur sungai di Sungai Sempor.
Operasi pencarian terbagi atas empat tim yang bertugas melakukan penyisiran dari lokasi kejadian hingga ke Ringroad Selatan dengan total sejauh 25,19 kilometer. (Tribunjogja/Christi Mahatma Wardhani)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Penjelasan Kepala Sekolah SMP N 1 Turi : Pembina Pramuka Tidak Koordinasi Soal Kegiatan Susur Sungai