Jumat, 3 Oktober 2025

AP II: Konsep Desain Bandara Soedirman Terinspirasi Gunung Slamet dan Sungai Serayu

Pembangunan Bandara Jenderal Besar Soedirman di Purbalingga, Jawa Tengah, berjalan lancar dan melampaui target.

Editor: Sanusi
dok Angkasa Pura II
Per 2 Februari 2020, konstruksi Bandara Soedirman ditargetkan mencapai 21,67 persen namun ternyata realisasi saat ini justru lebih tinggi yakni hingga 44,85 persen. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembangunan Bandara Jenderal Besar Soedirman di Purbalingga, Jawa Tengah, berjalan lancar dan melampaui target.

Progres terbaru, konsep desain terminal penumpang pesawat telah disetujui dalam rapat antara President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, dan Komandan Lanud J.B. Soedirman Letkol Pnb Ari Sulanjana.

Baca: Geger Temuan Telur Asin Berwana Cokelat dan Bisa Mantul di Banyumas, Ini Kata Pembuatnya dan BPOM

Baca: Jepang Memimpin Inisiatif Internasional Mengenai Puing-puing Luar Angkasa

Rapat digelar pada Kamis, 6 Februari 2020, di Semarang yang merupakan Ibu Kota provinsi Jawa Tengah.

“Secara umum, Gubernur Jawa Tengah dan Bupati Purbalingga telah sepakat dengan desain yang diusulkan PT Angkasa Pura II karena mengadopsi budaya Purbalingga dan Jawa Tengah,” ujar President Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin, dalam keterangan tertulis, Jumat (7/2/2020).

Adapun konsep desain terminal Bandara Jenderal Besar Soedirman terinspirasi Gunung Slamet dan Sungai Serayu.

“Gunung Slamet adalah gunung yang mempersatukan Kabupaten Purbalingga dengan kabupaten di sekitarnya. Sementara itu, Sungai Serayu bagi masyarakat Banyumas memiliki makna sangat penting yang terkait dengan alam semesta,” katanya.

Bandara Jenderal Besar Soedirman sendiri memang akan membuka akses transportasi udara bagi Barlingmascakeb, yaitu Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap dan Kebumen.

“Di gedung terminal penumpang, Gunung Slamet ditransformasikan menjadi bentuk atap Joglo di tengah. Sementara itu Sungai Serayu ditransformasikan menjadi bentuk lengkung sebagai atap di sisi kiri dan kanan. Kami menyebut keseluruhan konsep desain ini sebagai Dynamic meet Geometric,” ungkap Muhammad Awaluddin.

Terminal juga mengadopsi warrna tembaga pada pagar pendopo khas Purbalingga, serta warna natural dari kondisi alam Purbalingga.

Selain itu, interior terminal diperkaya dengan ornamen ukiran khas purbalingga, motif Batik Gowa Lawa, serta kerajinan Wayang Suket.

“Tidak lupa, konsep interior mengusung bentuk tandu yang diadaptasi menjadi geometris. Kita tahu, bahwa tandu adalah simbol daya juang Jenderal Besar Soedirman yang pantang menyerah saat bergerilya,” ujar Muhammad Awaluddin.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan desain terminal sudah mengedepankan kearifan dan budaya lokal.

" Kami harapkan Bandara Jenderal Besar Soedirman akan menjadi kebanggaan baru dan mendukung pereknomian di Jawa Tengah."

Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi menuturkan kehadiran Bandara Jenderal Besar Soedirman sudah dinantikan sejak lama.

"Masyarakat Purbalingga dan eks Karesidenan Banyumas sudah menantikan beroperasinya bandara ini," ujar Bupati Purbalingga.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved