Kamis, 2 Oktober 2025

Kakek 75 Tahun Ditemukan Tewas Meringkuk di Dekat Tumpukan Batu, Diduga Kelaparan

seorang kakek 75 tahun yang ditemukan dalam posisi meringkuk di dekat tumpukan batu gunung di Dusun Borongloe, Desa Bontorappo meninggalkan keprihatin

Editor: Sugiyarto
TribunMataram Kolase/ Instagram
Ambo Tang, kakek meninggal kelaparan 

Kakek Ini Meninggal Sambil Meringkuk di Atas Batu karena Kelaparan, Wagub Sulsel Kebakaran Jenggot

TRIBUNNEWS.COM - Meninggalnya Ambo Tang, seorang kakek 75 tahun yang ditemukan dalam posisi meringkuk di dekat tumpukan batu gunung di Dusun Borongloe, Desa Bontorappo meninggalkan keprihatinan.

Bagaimana tidak, Ambo Tang meninggal dunia karena mengalami kelaparan.

Hal tersebut sudah menjadi kewajiban setiap pemimpin pemerintahan baik pusat maupun daerah untuk memperhatikan warganya.

Baca: Viral Driver Ojol di Bekasi Tak Punya HP, Keluarga Ungkap Fakta Sebenarnya, Minta Postingan Dihapus

Namun tak demikian dengan kasus yang baru saja terjadi di Jeneponto, Sulawesi Selatan beberapa waktu lalu.

Seorang kakek yang diketahui bernama Ambo Tang (75), warga Dusun Punagayya, Desa Bontorappo, Tarowang, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan ditemukan meninggal dunia diduga kelaparan.

()

Wakil Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman mengungkapkan, jenazah Ambo Tang ditemukan di dekat tumpukan batu gunung di Dusun Borongloe, Desa Bontorappo, Jumat (17/1/2020).

Sebelumnya Ambo Tang dikabarkan hilang. Dia meninggalkan rumah pada Rabu (15/1/2020).

"Kejadian ini sangat menyayat hati, sangat menyedihkan, Ambo Tang meninggal dunia diduga karena kelaparan," ungkap Andi Sudirman kepada wartawan, Sabtu (18/1/2020).

Baca: Pria Asal Indonesia Jadi Perwira Militer Amerika Serikat, Curhat Ayahnya Viral di Facebook

Jenazah Ambo Tang telah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Dusun Bontorappo, Jumat.

Dengan kejadian yang menimpa Ambo Tang, Andi telah memerintahkan stafnya untuk menyalurkan bantuan berupa sembako kepada keluarga almarhum.

Jenazah kakek, Ambo Tang saat ditemukan

Jenazah kakek, Ambo Tang saat ditemukan

"Kami selaku pihak pemerintah seharusnya mendeteksi informasi kondisi keluarganya sebelum kejadian. Saya harap kejadian serupa tidak terulang kembali," ucap Andi.

Andi juga meminta kepada seluru bupati dan wali kota di Sulsel lebih serius dalam penanganan warga miskin.

"Kami instruksikan untuk seluruh Bupati dan wali kota agar menyisir keluarga fakir miskin serupa dan menunda agresifitas alokasi anggaran fisik konstruksi bukan prioritas jika masalah sosial menjadi momok menakutkan," pintanya.

Andi juga mengingatkan para legislator untuk mengawasi dan mengarahkan alokasi anggaran ke sektor penanganan fakir miskin lebih besar.

Pengalokasian anggaran untuk penanganan fakir miskin harus porsinya lebih besar jika wilayahnya masuk dalam zona perhatian khusus peringkat kemiskinan 10 besar Sulsel.

Kasus seperti ini haruslah menjadi refleksi bersama bahwa masih ada hal yang semacam itu di negara ini.

Tak hanya pemerintah saja yang harus memperhatikan, setidaknya warga atau tetangga dekat haruslah juga andil bagian.

Setidaknya kasus seperti ini apabila diketahui ada di sekitar masyarakat, minimal warga yang berada di tempat tersebut melapor pada pihak pemerintah daerah.

Hingga kasus yang serupa tidak terjadi pada siapapun warga Indonesia yang sah di mata Undang-Undang menjadi tanggung jawab pemerintah. (Sosok.id/*)

Sumber : https://sosok.grid.id/read/411991644/seorang-kakek-meninggal-gegara-kelaparan-permprov-sulsel-ngamuk-wakil-gubernur-sisir-keluarga-fakir-miskin-serupa-dan-tunda-pembangunan?page=all

Empat bersaudara ditelantarkan ibunya
Empat bersaudara ditelantarkan ibunya (Tribun Cirebon/Handhika Rahman)

Pamit Beli Sabun, Ibu Telantarkan 4 Anak Kelaparan hingga Gizi Buruk Demi Hidup dengan Pacar

Viral potret empat bersaudara tinggal di gubuk reyot di kawasan Kandanghaur, Indramayu, Jawa Barat setelah ditelantarkan oleh ibu kandungnya sendiri.

Dua dari empat bersaudara itu mengalami gizi buruk dan gangguan psikologi yang membuat mereka tak mampu melakukan kegiatan seperti anak seusianya.

Cerita empat bersaudara di Kandanghaur, Indramayu ini viral di Facebook setelah diunggah oleh tetangga mereka, Karmila (36) yang merasa prihatin dengan kondisi mereka.

Menurut penuturan Karmila, ibunda dari keempat bersaudara bernama Nur Wenda (23), Raju Winata (16), Refi, dan Pian ini diduga memilih tinggal bersama kekasihnya.

Pasalnya, ayah dari empat saudara ini telah meninggal dunia sejak 10 tahun yang lalu.

Empat bersaudara yang ditelantarkan ibunya.
Empat bersaudara yang ditelantarkan ibunya. (Tribun Cirebon/Handhika Rahman)

Dikutip TribunMataram.com dari Tribun Cirebon, Rabu (6/11/2019), anak tertua, Nur Wenda mengatakan sang ibu kabur usai pamit beli sabun ke warung.

Sudah terhitung satu tahun sang ibu tak kembali ke rumah.

Sang ibu, Rodia diduga kabur meninggalkan anak-anaknya untuk hidup bersama dengan pacarnya.

Kondisi inilah yang memaksa Nur Wenda dan adiknya Raju Winata menjadi tulang punggung keluarga demi kedua adik-adiknya.

Selain harus berjuang hidup tanpa perawatan orangtua, kondisi Refi dan Pian sangat memprihatinkan.

Bocah yang memiliki nama lengkap Refi Irawan dan Muhammad Septian itu mengalami gizi buruk.

Tak hanya mengalami gizi buruk, kedua adik Nur Wenda dan Raju Winata ini juga memiliki gangguan psikologis.

Jangankan untuk bertumbuh kembang seperti anak normal pada umumnya, mereka bahkan hingga menginjak usia sekarang belum bisa berbicara.

Refi bahkan diketahui telah lumpuh sejak lahir, sehingga ia nyaris tak bisa kemana-mana atau bahkan bicara meski usia telah memasuki 14 tahun

Mirisnya lagi, kondisi ini diperparah dengan keadaan mereka yang sering menahan lapar lantaran tak punya uang untuk beli makanan.

Mereka hanya bisa mengandalkan gaji sang kakak tertua yang bekerja di sebuah show room motor.

Karmila yang prihatin dengan kondisi empat bersaudara ini pun mengunggah cerita mereka di akun Facebook-nya.

Awalnya ia hanya ingin berbagi cerita, namun Karmila sama sekali tidak menyangka kalau postingannya akan viral.

"Ya walaupun saya bukan keluarganya, tapi sangat kasihan melihat mereka makanya saya foto di Facebook dan menjadi viral," ujar Karmila seperti yang dikutip TribunMataram.com dari Tribun Cirebon, Rabu (6/11/2019).

Terkait kondisi keempat bersaudara yang memprihatinkan ini, Kasun Blok Cilek Desa Karanganyar, Carmin mengatakan pihaknya telah memberiga beragam bantuan.

Bantuan tersebut diberikan melalui program-program pemerintah.

Keempat kaka beradik di Indramyu telah mendapatkan bantuan dari Dinas Sosia setempat.Tribun Cirebon/Handhika Rahman
Keempat kakak beradik di Indramyu telah mendapatkan bantuan dari Dinas Sosia setempat.

Bahkan rencananya, pihak desa bakal bekerja sama dengan Dinas Sosial Kabupaten Indramayu untuk merawat dan menitipkan mereka di panti asuhan melalui program Dinas Provinsi Jawa Barat.

Melalui program tersebut, baik pendidikan maupun kesehatan Refi dan Pian akan dijamin negara.

Tak hanya itu, warga desa bekerja sama dengan Koramil Kandahaur dan pihak kecamatan juga saling bergotong royong mengumpulkan dana donasi untuk merenovasi gubuk reyot yang ditinggali 4 bersaudara tersebut.

Uang donasi yang terkumpul juga akan digunakan untuk membiayai hidup mereka mulai dari sandang, pangan, dan pendidikan. (Sosok.id)

Artikel ini telah tayang di Tribunmataram.com dengan judul Viral Potret Kakek Meninggal Meringkuk di Atas Batu karena Kelaparan, Wagub Sulsel Naik Pitam, https://mataram.tribunnews.com/2020/01/19/viral-potret-kakek-meninggal-meringkuk-di-atas-batu-karena-kelaparan-wagub-sulsel-naik-pitam?page=all.

Sumber: Tribun Mataram
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved