Enggan Disebut Miskin, Pasutri di Cianjur Bayar Biaya Persalinan Pakai Koin Hasil Nabung 9 Bulan
Pasangan suami istri asal Cianjur, Jawa Barat membayar biaya persalinan anak pertama mereka dengan uang koin pecahan Rp 1000.
Selama di perjalanan, Riska mengaku waswas, pihak puskesmas tidak mau menerima uang koinnya itu.
“Alhamdulilah, ternyata mereka mau terima. Malah, keesokan harinya atau hari Senin, uang itu dikembalikan lagi."
"Saya malah dikasih uang Rp 200.000 sama puskesmas, katanya untuk dedek bayi,” ucapnya.

Sementara itu, Koordinator Bidan Puskesmas Cilaku, Dida mengatakan, pihak puskesmas awalnya kaget mengetahui pasutri tersebut membayar dengan uang koin pecahan Rp 1.000 dengan total mencapai Rp 500.000.
"Kita tanya, ternyata mereka dari keluarga kurang mampu. Salutnya kita, mereka tidak mau disebut miskin, tetap ingin bayar penuh, tak mau digratiskan," ucapnya.
Setelah mengetahui alasan itu, pihak puskesmas memutuskan untuk mengembalikan uang sebesar Rp 500 ribu tersebut.
Tak hanya itu, mereka juga masih memberikan tambahan uang Rp 200 ribu kepada pasutri itu untuk membantu memenuhi keperluan si bayi.
Selain itu, sebagai warga kurang mampu, Riska sebenarnya bisa mengakses pelayanan kesehatan gratis dari pihak puskesmas, melalui program Jaminan Persalinan (Jampersal).
Namun, ia dan sang suami memilih membayar penuh atas biaya persalinan buah hati mereka.
"Kalau untuk menggratiskan pasien yang kurang mampu, kita ini sering, karena ada programnya. Bisa dimasukkan ke Jampersal,” kata Dida.
“Sebagai pasien kurang mampu, mereka juga bisa (pelayanan gratis). Namun, salutnya kita, mereka lebih memlih membayar meski sebagian uangnya pakai koin,” sambung dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tak Mau Disebut Miskin, Pasutri Ini Bayar Biaya Persalinan dengan Uang Koin Hasil Menabung" dan "Cerita Suami Istri di Cianjur Bayar Biaya Persalinan dengan Uang Koin"