Selasa, 7 Oktober 2025

Enggan Disebut Miskin, Pasutri di Cianjur Bayar Biaya Persalinan Pakai Koin Hasil Nabung 9 Bulan

Pasangan suami istri asal Cianjur, Jawa Barat membayar biaya persalinan anak pertama mereka dengan uang koin pecahan Rp 1000.

Editor: Sri Juliati
KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN
Riska (27) bersama bayinya, yang baru berumur sepekan di rumahnya di Desa Rahong, Cianjur, Jawa Barat, Jumat (17/01/2020). Riska membayar biaya persalinan anak pertamanya itu menggunakan uang koin pecahan Rp1.000. 

TRIBUNNEWS.COM - Pasangan suami istri asal Cianjur, Jawa Barat, Yanto (30) dan Riska (27) membayar biaya persalinan anak pertama mereka dengan uang koin pecahan Rp 1000.

Pasutri asal Kampung Mekarsari, RT 5 RW 2, Desa Rahong, Kecamatan Cilaku itu menggunakan uang recehan sebanyak Rp 500 ribu untuk menambah kekurangan yang harus dibayarkan kepada pihak puskesmas.

Mereka kekurangan uang untuk membayar biaya persalinan di puskesmas yang totalnya sebesar Rp 1.450.000.

Ditemui di rumahnya, Jumat (17/01/2020), Riska bercerita ikhwal dirinya dan sang suami membayar biaya persalinan dengan uang recehan tersebut.

"Waktu itu harus bayar Rp 1.450.000, tapi kami hanya punya uang sejuta, itu pun hasil kukumpul (mengumpulkan). Jadinya, terpaksa bongkar celengan," kata Riska dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com, Jumat.

Dikatakan Riska, uang koin yang dipakainya sengaja ditabung untuk biaya persalinan.

Ia dan sang suami mulai menabung sejak dirinya dinyatakan positif hamil.

Meski nominal yang ditabungkannya tak tentu, tapi selama sembilan bulan itu, ia tak pernah lupa memasukkan uang receh ke celengan sisa belanja setiap hari.

“Sebenarnya yang terkumpul itu ada Rp 800.000, pecahan Rp 1.000 dan Rp 500. Namun yang pecahan Rp 500 sudah dipakai sebelumnya."

"Jadi, sisanya yang Rp 500.000 itu yang saya pakai untuk bayar biaya lahiran,” katanya.

Riska melahirkan anak pertamanya di Puskesmas Cilaku, Jumat (10/01/2020) .

Sebelumnya, ia sempat dirawat dua hari di bidan desa.

Namun, karena kondisinya drop sehingga harus dirujuk ke puskesmas.

"Niatnya, uang receh di celengan itu kalau sudah terkumpul mau ditukarkan dulu."

"Namun, karena waktu itu kondisinya tidak memungkinkan, jadinya langsung saja dibawa ke puskesmas," ujar dia.

Selama di perjalanan, Riska mengaku waswas, pihak puskesmas tidak mau menerima uang koinnya itu.

“Alhamdulilah, ternyata mereka mau terima. Malah, keesokan harinya atau hari Senin, uang itu dikembalikan lagi."

"Saya malah dikasih uang Rp 200.000 sama puskesmas, katanya untuk dedek bayi,” ucapnya.

Riska (27), menggendong bayinya, yang baru berumur sepekan di rumahnya di Desa Rahong, Cianjur, Jawa Barat, Jumat (17/01/2020). Riska membayar biaya persalinan anak pertamanya itu menggunakan uang koin pecahan Rp 1.000.
Riska (27), menggendong bayinya, yang baru berumur sepekan di rumahnya di Desa Rahong, Cianjur, Jawa Barat, Jumat (17/01/2020). Riska membayar biaya persalinan anak pertamanya itu menggunakan uang koin pecahan Rp 1.000. (KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN)

Sementara itu, Koordinator Bidan Puskesmas Cilaku, Dida mengatakan, pihak puskesmas awalnya kaget mengetahui pasutri tersebut membayar dengan uang koin pecahan Rp 1.000 dengan total mencapai Rp 500.000.

"Kita tanya, ternyata mereka dari keluarga kurang mampu. Salutnya kita, mereka tidak mau disebut miskin, tetap ingin bayar penuh, tak mau digratiskan," ucapnya.

Setelah mengetahui alasan itu, pihak puskesmas memutuskan untuk mengembalikan uang sebesar Rp 500 ribu tersebut.

Tak hanya itu, mereka juga masih memberikan tambahan uang Rp 200 ribu kepada pasutri itu untuk membantu memenuhi keperluan si bayi.

Selain itu, sebagai warga kurang mampu, Riska sebenarnya bisa mengakses pelayanan kesehatan gratis dari pihak puskesmas, melalui program Jaminan Persalinan (Jampersal).

Namun, ia dan sang suami memilih membayar penuh atas biaya persalinan buah hati mereka.

"Kalau untuk menggratiskan pasien yang kurang mampu, kita ini sering, karena ada programnya. Bisa dimasukkan ke Jampersal,” kata Dida.

“Sebagai pasien kurang mampu, mereka juga bisa (pelayanan gratis). Namun, salutnya kita, mereka lebih memlih membayar meski sebagian uangnya pakai koin,” sambung dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tak Mau Disebut Miskin, Pasutri Ini Bayar Biaya Persalinan dengan Uang Koin Hasil Menabung" dan  "Cerita Suami Istri di Cianjur Bayar Biaya Persalinan dengan Uang Koin"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved