Kamis, 2 Oktober 2025

Usai Melahirkan Anak ke-2 dan Alami Kelumpuhan, Perempuan Aceh Timur Ini Ditinggalkan Suami

Walaupun ditinggalkan oleh suami, ia beusaha membuat kerupuk meulinjo atau muling terus digelutinya setiap hari sambil berbaring di atas tempat tidur

Editor: Eko Sutriyanto
SERAMBI/SENI HENDRI
Nur Fadilah didampingi anaknya, M Rizki, saat dikunjungi di rumah mereka di Gampong Bagok Panah Lhee, Kecamatan Darul Aman, Aceh Timur. Foto direkam Kamis (5/12/2019) 

Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Seni Hendri 
 

TRIBUNNEWS.COM, ACEH  - Penderitaan seorang ibu muda bernama Nur Fadilah (30),warga Gampong Bagok Panah Lhee, Kecamatan Darul Aman, Aceh Timur semakin menjadi-jadi.

Usai  melahirkan anak kedua sekitar delapan tahun lalu, suami meninggalkannya karena mengalami kelumpuhan. 

Hal itu ditemukan oleh anggota DPRA asal Aceh Timur, Iskandar Usman Al-Farlaky SHi bersama rombongan saat menyambangi rumahnya pada Kamis (5/12).

Nur Fadilah mengalami kelumpuhan sejak 2011 pasca melahirkan anak keduanya Muhammad Rizki (8), yang saat itu lahir normal tapi melalui proses tradisional di kampungnya.

Saat ini, dia sendiri menghidupi kedua anaknya, karena sejak alami kelumpuhan, dia berpisah dengan suaminya.

Baca: Kisah Ipda BJ Handoko Bantu Warga yang Melahirkan di Pinggir Jalan

Tetapi, dia tidak putus asa, walau ditinggalkan oleh suaminya, usaha membuat kerupuk meulinjo atau muling terus digelutinya setiap hari, walau harus berbaring di atas tempat tidur dari papan, berukuran 3x3 meter dan tinggi 50 cm.

Di samping lesehan itu, terdapat bara api dengan sebuah kuali untuk menggongseng biji meulinjo hingga matang, kemudian dipecahkan dijadikan bahan baku kerupuk mulieng. 

Nur Fadilah tampak sangat lihai dalam mengolah biji meulinjo menjadi kerupuk mulieng

“Sudah 8 tahun atau sejak sakit, saya membuat kerupuk meulinjo ini denghan biji dari warga yang diupahkan kepada saya untuk dijadikan bahan baku kerupuk dengan biaya Rp 20 ribu per bambu. Jika sehari semalam, saya mampu membuat sebanyak 2 bambu dengan upah Rp 40 ribu,” ungkap Nur Fadilah, di hadapan Iskandar Usman Al-Farlaky.

Nur Fadilah mengatakan hasiln kerja kerasnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan biaya sekolah anak-anaknya.

Sambil menggonseng biji meulinjo, Nur Fadilah berusaha tegar menceritakan harapan dan kepedihan hidupnya kepada Iskandar, bahkan air mata yang membahasi pipinya berulang diusap menggunakan jilbab.

Baca: Casuni Meninggal Kondisinya Kurus Kering, Bibinya Bisu dan Neneknya yang Sudah Renta Terus Menangis

“Saya ingin sembuh normal, sehingga saya bisa mendidik anak saya hingga sukses dan saya ingin memiliki usaha baru sebagai pedagang,” ungkap Nur Fadilah, dengan mata berkaca-kaca.

Dikatakan, sejak lumpuh setelah melahirkan anak kedua, dia sudah menjalani rongent di RS Adam Malik Medan, tapi tak terlihat gangguan pada saraf tulang belakang dan berobat ke Banda Aceh, juga belum membuahkan hasil.

M Riski, anak Nur Fadilah sangat berharap  ibundanya sembuh seperti semula, karena sangat ingin mendapatkan kasih sayang dan asuhan yang sempurna dari ibunya, serta dapat didampingi ibu saat pergi sekolah, belajar, dan lain-lain.

Dalam diskusi dengan ayah dan adik Nur Fadilah, yakni, Abdullah Safari, dan M Zakir, Iskandar meminta Nur Fadilah melalui petugas pendamping lokal desa (PLD) dan pihak kecamatan agar dapat dirujuk ke RSUZA.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved