Kamis, 2 Oktober 2025

Polemik APBD DKI Jakarta

William Aditya, Politisi PSI yang Bongkar Anggaran Lem Aibon Terancam Dijatuhi Hukuman

Masih hangat dalam ingatan ketika politisi dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI), William Aditya Sarana secara lantang membongkar keanehan APBD DKI

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Tiara Shelavie
TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas
Sosok William Aditya Sarana (23) di Gedung DPRD DKI Jakarta pada Senin (26/8/2019) 

Dalam kode etik keputusan DPRD Nomor 34 Tahun 2006 anggota DPRD dalam melakukan hubungan kemitraan dengan eksekutif harus kritis, adil, dan profesionaliltas.

"Jadi penguatan fungsi dewan ini yang mana diharuskan di dalam kode etik keputusan DPRD Nomor 34 Tahun 2006, bahwa dalam melakukan hubungan kemitraan dengan eksekutif itu dewan anggota DPRD harus kritis, adil, dan dia harus profesional," ungkap August.

Tiga hal tersebut yang akhirnya menjadi kesepakatan semua anggota BK.

"Nah tiga hal ini kita sepakati semua anggota badan kehormatan setuju dengan apa yang dilakukan terkait dengan kritis, stabil dan profesional," jelas August.

Baca: Demi Mempercepat Birokrasi, Presiden Joko Widodo Bakal Ganti Eselon III dan IV dengan ‘Robot’

Namun, menurut August Hamonangan ada perbedaan pendapat antar anggota BK saat membahas mengenai proporsionalitas.

"Tapi yang berbeda adalah pada saat kita sampai di pengertian proporsionalitas, nah di situ ada beberapa pandangan yang berbeda, yang satu di antaranya menyebutkan bahwa pernyataan dari William belum atau tidak proporsionalitas," jelasnya.

August Hamonangan kemudian menuturkan ada beberapa anggota BK yang menyampaikan bahwa tindakan yang dilakukan William sudah Profesionalitas.

"Jangan ditempatkan bahwa posisi William ditempatkan William sebagai komisi A tetapi sebagai anggota DPRD DKI Jakarta yang mana itu punya fungsi melakukan pengawasan, dan juga pembahasan atau persetujuan terhadap anggaran," terang August.

Kritikan William terkait APBD DKI Jakarta

Dalam acara Indonesia Lawyers Club episode Anies Tak Putus Dirundung Tuduhan, William melihat kegaduhan atas APBD DKI Jakarta terletak pada political will dari Gubernur Anies Baswedan dalam masalah transparansi anggaran.

Menurutnya, cara yang paling tepat untuk mengakhiri perdebatan APBD DKI Jakarta dengan mengunggah  dokumen APBD 2020 ke website.

William menjelasakan masyarakat memiliki hak untuk mengetahui anggaran tersebut. 

Baca: Sempat Malu, Ini Pengakuan Ojol yang Gendong Anak saat Bekerja yang Viral Media Sosial

"Ini uang rakyat dari pajak rakyat,"

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved