Hanya Digaji Rp 700 Ribu Per Bulan, Pak Guru Musri Rela Jadi 'Hantu' Saat Malam Hari
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari banyak hal yang ia lakoni. Salah satunya adalah dengan menjadi "hantu" sejak sepuluh tahun belakangan.
"Terkadang saya pun ikut nyanyi di keyboard. Tapi jarang karena lebih banyak job jadi hantu. Walaupun pulang jadi hantu malam tapi saya usahakan jangan sampai mengganggu kerjaan jadi guru. Job jadi hantu itu biasanya Sabtu dan Minggu," kata dia.
"Kadang kalau tidak ada job jadi hantu ya jadi badut. Lumayan juga bisa dapat Rp 150 ribu sekali manggung. Aku enggak mencuri jadi enggak perlu malu karena aku menganggap apa yang kulakukan ini hanya sebatas menghibur dan membuat orang ketawa saja," kata Musri.
Musri mengaku belum tahu sampai kapan pekerjaan sebagai penghibur akan ia jalani.
Bapak satu orang anak ini menyebut selama ini atasan ataupun rekan-rekannya sesama guru di sekolah tidak pernah mempermasalahkan pekerjaannya sebagai penghibur.
Atasan dan rekan sesama guru memaklumi karena sama-sama tahu gaji yang didapat sebagai guru sangat kecil.
Baca: Guru Honorer di Pangandaran Cabuli Muridnya di Toilet Sekolah, Korbannya Ada Tiga Siswa
Baca: Fakta Polisi Tembak Kepala Istri Lalu Bunuh Diri, Terlibat Cekcok hingga Respon Kapolda Sumut
Meski pekerjaan ini masih terasa asing bagi sebagian orang, namun ia menyebut anak muridnya ataupun wali murid sudah menerima.
Bahkan mereka sering bertanya apakah ada pekerjaan manggung untuknya atau tidak.
Keluarga juga tidak pernah mempersoalkan.
"Saya dan istri sudah lama pisah. Kalau anak saya ada satu, tapi dia ikut dengan mamaknya di Medan," katanya.
Pada Hari Guru ini Musri berharap agar pemerintah bisa lebih memperhatikan kesejahteraan guru honorer.
Ia menyebut sempat mencoba seleksi K II dan Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (P3K,) namun pada saat itu ia belum beruntung. (dra/tribun-medan.com)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Guru Honorer di Sumut jadi Sundel Bolong di Malam Hari, Gaji jadi Guru Cuma Rp700 Ribu