Sabtu, 4 Oktober 2025

Hanya Digaji Rp 700 Ribu Per Bulan, Pak Guru Musri Rela Jadi 'Hantu' Saat Malam Hari

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari banyak hal yang ia lakoni. Salah satunya adalah dengan menjadi "hantu" sejak sepuluh tahun belakangan.

Editor: Dewi Agustina
Tribun Medan/Indra Gunawan
Musri, guru honorer SDN 105364 Desa Lubuk Rotan, Kecamatan Perbaungan, Serdangbedagai mendapat penghargaan pada Hari Guru, Senin, (25/11/2019). (Kiri) Musri saat beraksi menjadi hantu. Sosoknya ketika jadi hantu. Tribun Medan/Indra Gunawan 

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Menjadi seorang guru honorer bukanlah pekerjaan yang mudah karena kesejahteraannya tidak terjamin.

Namun masih ada yang bertahan menjadi guru honorer. Salah satunya adalah Musri (46).

Musri adalah guru kelas VI di SD Negeri 105364 di Desa Lubuk Rotan, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai.

Meski sudah 20 tahun mengabdi sebagai guru honorer, ia masih bergaji Rp 700 ribu per bulan.

Gaji yang sangat sedikit itupun diterima setiap tiga bulan sekali.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari banyak hal yang ia lakoni.

Baca: Guru Honorer di Aceh Dianiaya Wali Murid, Alami Bengkak di Kepala, Saat Kejadian Warga Hanya Melihat

Baca: Menko PMK Janji Perbaiki Gaji Guru Honorer

Salah satunya adalah dengan menjadi "hantu" sejak sepuluh tahun belakangan.

Ia berperan sebagai hantu penghibur dalam rombongan keyboard (organ tunggal) yang sering diundang pada pesta khitanan atau pernikahan di kampung-kampung.

Di Kabupaten Serdangbedagai, hiburan ini sering dikenal sebagai Keyboard Mak Lampir.

"Gaji cuma Rp 700 ribu per bulan, ya harus pintar-pintar lah cari tambahan. Job-nya itulah, jadi sundel bolong atau pocong. Nge-job-nya sama kawan-kawan dan sebulan minimal bisa tampil empat sampai enam kali," kata Musri.

Musri, guru honorer SDN 105364 Desa Lubuk Rotan, Kecamatan Perbaungan, Serdangbedagai mendapat penghargaan pada Hari Guru, Senin, (25/11/2019). (Kiri) Musri saat beraksi menjadi hantu. Sosoknya ketika jadi hantu. Tribun Medan/Indra Gunawan
Musri, guru honorer SDN 105364 Desa Lubuk Rotan, Kecamatan Perbaungan, Serdangbedagai mendapat penghargaan pada Hari Guru, Senin, (25/11/2019). (Kiri) Musri saat beraksi menjadi hantu. Sosoknya ketika jadi hantu. Tribun Medan/Indra Gunawan (Tribun Medan/Indra Gunawan)

"Sekali tampil bisa bergaji Rp 100 ribu sampai Rp 125 ribu per orang tergantung jauh dekatnya lokasi acara," kata Musri, Senin, (25/11/2019).

Musri yang mengaku merias diri sendiri untuk keperluan manggung ini telah menghibur bersama kelompoknya sampai ke Balam Pekanbaru.

Ia mengaku tidak malu melakoni pekerjaan itu.

Meski terkadang merasa profesinya sebagai guru sangat jauh dari pekerjaan sebagai penghibur Keyboard Mak Lampir, namun demi sesuap nasi ia siap untuk melakukannya.

Baca: Istana Beri Perhatian Nasib Guru Honorer yang Digaji Rp 75 Ribu di Kabupaten Sikka Flores

Baca: Guru di Flores 7 Tahun Hanya Bergaji Rp 75 Ribu Per Bulan, DPR Desak Nadiem Bergerak Cepat

Musri yang tinggal di Desa Kesatuan, Kecamatan Perbaungan, ini juga merasa pekerjaan sampingannya ini berguna karena dapat menghibur orang lain.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved