Viral 2 Pemuda Terbangkan Pesawat dari Barang Bekas, Ini Cerita yang Sebenarnya

TRIBUNNEWS.COM- Sekitar sehari yang lalu, Sabtu (9/11/2019) jagat dunia maya dihebohkan dengan beredarnya kabar dua orang pemuda yang berhasil menerbangkan pesawat dari bahan bekas.

Foto ini pertamakali diunggah oleh sebuah akun Instagram @iks_infokaresidenansolo.

Dalam postingan tersebut terdapat enam buah foto berbeda.

Foto-foto tersebut memperlihatkan beberapa orang yang tengah membuat pesawat dan berusaha menerbangkannya.

@iks_infoaresidenansolo menuliskan:

Dua orang pemuda asal Gagak Sipat Ngemplak Boyolali,

berhasil membuat pesawat Hercules remot dari gabus box buah

Ukuran pesawat 3 meter jarak radius terbang bisa sampai 1Km yang dikendalikan menggunakan remot Lur.

Baca: VIRAL Fenomena Flare Rainbow Diduga Terjadi di Kabupaten Karanganyar, Begini Penjelasan BMKG

Postingan tersebut sudah dilihat disukai lebih dari 10ribu kali ini mendapat komentar positif dari warga net.

"Uwah kerenn. Tingkatkan bro," tulis akun bernama vavawidya99.

"Keren, inii baru yang harusnya di viralin," ungap @meganurmalita16.

Komentar senada juga dituliskan oleh akun bernama @syafa_salatiga

"Hebattt penerusnya pak @bjhabibie_indonesia," tulisnya.

Untuk membuktikan kebenaran kabar tersebut tim cek fakta Tribunnews.com melakukan penelusuran.

Diketahui dua orang pemuda itu bernama Pungky Sasando dan kawannya bernama Denny Kurniawan.

Baca: Lowongan Formasi CPNS 2019 Lengkap untuk Provinsi Jawa Tengah, Cek di Sini

Keduanya merupakan warga Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Kabupaten Boyolali.

Saat ditanya Pungky membenarkan jika sosok pria yang ada dipostingan tersebut adalah dirinya dan Denny.

"Bener itu saya sama teman saya," ungapnya saat dihubungi lewat sambungan telepon, Minggu (10/11/2019).

Pungky melanjutkan jika keahliannya dalam membuat pesawat juga diviralkan oleh akun sosial media di kawasan Solo Raya lainnya

"Facebook area Solo sudah ada yang post seperti di ICS, info Boyolali dan lain-lain," lanjutnya.

Pungky juga membenarkan jika pesawat buatannya dari memanfaatkan barang-barang bekas. 

Menurutnya, sudah banyak orang di Indonesia yang sudah bisa membuat pesawat seperti miliknya.

Namun yang menjadi ciri khas dari pesawatnya adalah penggunaan barang yang sudah tidak terpakai lagi.

"Pesawat kami punya ciri khas yang berbeda dari pada yang lain, 

"Kita usahakan dari barang-barang sekitar," ungap Pungky.

Baca: 9 Foto Jadul yang Bisa Menambah Rasa Cinta Tanah Air di Peringatan Hari Pahlawan 10 November

Pungky menjelaskan pesawat buatannya 60 persen terbuat dari barang bekas dan 40 persen bahan baku baru.

Presentasi ini diluar dari komponen-komponen elektronik pembuatan pesawat.

Biasanya Pungky memanfaatkan barang bekas untuk bagian roda pesawat, penggerak hidrolik, hingga sirip bagian tengah pesawat.

"Bagian pengerak hidrolik mengunakan ruji payung bekas,"

"Untuk velg bisa menggunakan penutup botol parfum atau tutup botol air mineral," jelas Pungky.

Sedangkan untuk komponen elektronik biasanya Pungky membelinya dari luar daerah. 

"Kalau beli di Jogja secara online, Mojokerto atau Tangerang yang paling jauh," ujar pria kelahiran 1996 ini.

Untuk sekali proses pembuatan, Pungky dan temannya membutuhkan waktu beragam.

Pesawat kecil bisa mereka selesaikan dalam waktu 2 minggu hingga 1 bulan.

Sedangkan pesawat besar memakan waktu hingga 2 bulan.

Masalah harga Pungky menjajakan pesawat buatanya dengan harga mulai Rp 600 ribu hinga jutaan rupiah.

"Kalau yang paling mahal pernah buat seharga Rp 4,5 juta," terangnya.

Baca: 5 Daftar Universitas Terbaik di Dunia untuk Belajar Ilmu Hukum, dari Stanford hingga Chicago

Ia mengaku pesawat buatannya bisa terbang dengan radius 1-2 kilometer.

Kini Pungky  telah memasarkan pesawat buatannya ke dalam dan luar daerah.

"Timika pernah, Jogja dan Solo juga ada. Temen temen komunitas yang paling banyak," beber Pungky.

Pungki berharap dengan viral pesawat buatannya bisa memberikan inspirasi kepada orang lain.

"Saya ingin berbagi sedikit ilmu dan karya di dunia kedirgantaraan,"

"Pada khususnya bagi para pecinta hobby aeromodelling dan untuk masyarakat umum," tutupnya. (*)

(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)