Sabtu, 4 Oktober 2025

Fakta Polisi Tembak Polisi di Donggala, Kronologi hingga Respons Kapolda Sulawesi Tengah

Fakta Polisi Tembak Polisi di Donggala, Kronologi hingga Respons Kapolda Sulawesi Tengah

TribunPalu.com/Haqir Muhakir
Kapolda Sulteng Lukman Wahyu Harianto usai menjenguk polisi yang tertembak di RS Bhayangkara Palu, Jumat (8/11/2019) siang. 

4. Dirujuk ke RSUD Undata Palu

Dua polisi yang mengalami luka tembak di Kepolisian Sektor (Polsek) Sirenja, Kabupaten Donggala, dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Undata Palu, Jumat sore.

Keduanya dirujuk ke RSUD Undata Palu pascamenjalani perawatan intensif di RS Bhayangkara Palu selama beberapa jam.

Korban yang pertama dirujuk ialah Aiptu Purwanto, diberangkatkan ke RSUD Undata sekitar pukul 15.49 Wita.

Sedangkan korban kedua Aipda Nabud Salama, dibawa ke RSUD Undata Palu sekitar pukul 16.47 Wita.

Keluarga dari kedua korban tampak mendampingi dari RS Bhayangkara Palu menuju RSUD Undata Palu.

Sampai dengan pukul 17.53 Wita, keduanya masih menjalani perawatan di instalasi gawat darurat milik RSUD Undata Palu.

5. Tanggapan Ahli Forensik

Menanggapi fenomena polisi tembak polisi, Ahli Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel menyoroti anggaran untuk kesehatan psikologis forensik di kepolisian.

Menurutnya, ada data yang menunjukkan bahwa rasio bunuh diri di kalangan personel polisi lebih tinggi daripada di masyarakat sipil.

“'Wajar'-lah, karena bekerja sebagai polisi sama sekali tidak enteng, malah semakin berat, sebagaimana implisit disampaikan mantan Kapolri Tito Karnavian,” kata Reza kepada Tribunnews.com melalui keterangan tertulisnya, Jumat 8 November 2019.

Reza kemudian menyoroti soal anggaran untuk kesehatan psikologis di kepolisian.

“Jadi pertanyaan, anggaran Polri semakin besar, kira-kira berapa persen yang dialokasikan untuk kesehatan (psikologis) personel? Semestinya persentasenya besar,” kata dia.

“Apalagi Kapolri Idham Aziz, saat fit and proper test, katakan, dari tujuh program unggulan, program teratas adalah SDM unggul,” imbuh Reza.

Orang Indonesia pertama yang mendapat gelar Master Psikologi Forensik ini memberikan perbandingan; di Amerika, Trump menandatangani anggaran sebesar 7,5 juta dolar per tahun khusus untuk pencegahan bunuh diri, pemeriksaan kesehatan mental, dan pelatihan daya lenting (resiliensi) bagi personel kepolisian.

“Siapa tahu Presiden Jokowi punya keterpanggilan hati setara, sehingga, secara spesifik menyebut bahwa 40 persen anggaran Polri dimanfaatkan untuk kepentingan yang sama,” kata dia.

(Tribunnews.com/Sinatrya) (TribunPalu/Imam Saputro)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved