Sabtu, 4 Oktober 2025

Satpol PP Jembrana Segel Pabrik Pengolahan Serbuk Sabut Kelapa

Pabrik pengolahan serbuk sabut kelapa UD Sumber Berkat di Dusun Tembles, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, disegel Satpol PP Jembrana

Editor: Dewi Agustina
Istimewa
Satpol PP Jembrana menyegel pabrik serbuk serabut kelapa Dusun Tembles Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Rabu (30/10/2019). 

TRIBUNNEWS.COM, NEGARA - Pabrik pengolahan serbuk sabut kelapa UD Sumber Berkat di Dusun Tembles, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, disegel Satpol PP Jembrana.

Keberadaan pabrik ini sempat diprotes ratusan warga.

Mereka yang rumahnya dekat dengan pabrik tersebut terganggu dengan paparan serbuk serabut yang sampai masuk rumah-rumah.

Tak hanya itu, pemilik pabrik juga menyalahi penggunaan izin.

Kabid Penegakan Perda Satpol PP Jembrana I Made Tarma mengatakan, izin pabrik tersebut adalah perdagangan eceran beras. Sedangkan Izin Usaha Mikro Kecil (IUMK) adalah pemintalan serabut kelapa.

Baca: Berani Jujur! 5 Artis Akui Hamil di Luar Nikah, Termasuk Istri Young Lex, Siapa Lagi Berikutnya?

Baca: Museum of Death, Museum di New Orleans yang Pamerkan Barang Milik Pembunuh Berantai

Namun kapasitas usaha tersebut masuk katagori industri bukan usaha mikro kecil (UMK) lagi. Kemudian lokasi industri tidak sesuai dengan RTRW Jembrana.

"Jadi ini (penyegelan) memang sesuai dengan permintaan warga karena memang berdampak. Serbuk itu memenuhi rumah warga," ucapnya, Rabu (30/10/2019).

Tarma menjelaskan, sejatinya camat dan pihak desa sudah melakukan mediasi. Ada kesepakatan antara pihak perusahaan dan juga warga.

Disepakati perusahaan ditutup sementara. Perusahaan tidak boleh menambah bahan baku.

Satpol PP Jembrana menyegel pabrik serbuk serabut kelapa Dusun Tembles Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Rabu (30/10/2019).
Satpol PP Jembrana menyegel pabrik serbuk serabut kelapa Dusun Tembles Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Rabu (30/10/2019). (Istimewa)

"Itu serbuk serabut kelapa, bukan serabutnya. Itu dijemur di luar. Jadi kena angin berhamburan ke rumah warga," jelasnya.

Warga mengaku sudah tiga tahun terkena dampak dari pabrik ini.

Pihak pabrik telah melakukan upaya pengurangan debu dengan memasang alat namun tidak efektif.

Seorang warga yang rumahnya paling dekat, Gede Ardani mengaku rumahnya penuh dengan debu yang tebal.

Tak siang tak malam, debu terus beterbangan di rumahnya hingga menempel pada perabotan dapur sampai kelambu kamarnya.

"Mohon agar usaha itu ditutup saja," harapnya didampingi puluhan warga lainnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved