Sabtu, 4 Oktober 2025

Para Penakluk Api di Gunung Ciremai Alami Hal Mistis, Disentuh Makhluk Astral, Tenda Pun Dipukul

Berbagai pengalaman mistis, kata Dedi, juga sempat ia alami saat memadamkan kebakaran di Gunung Ciremai.

Istimewa
Sejumlah petugas saat memantau kepulan asap di lokasi lahan terbakar di Gunung Ciremai, Kabupaten Kuningan, Selasa (9/10/2018) 

Laporan wartawan Tribun Jabar, Eki Yulianto

TRIBUNNEWS.COM, MAJALENGKA - LEBIH dari 100 hektare lahan hutan di Jawa Barat terbakar sepanjang musim kemarau tahun ini.

Selain dilakukan petugas gabungan dari BPBD, kepolisian, dan TNI, upaya pemadaman juga dilakukan para relawan.

Kepada Tribun, para relawan menceritakan berbagai pengalamannya. Mulai dari kesulitan logistik, terkena bara, hingga didatangi makhluk astral yang tak kasat mata.

DI Gunung Ciremai, Kabupaten Majalengka, para relawan pemadam api tergabung dalam Forum Komunikasi Gunung Ciremai, yang diketuai Dedi Tato.

Saat Sektor Awilega terbakar pada 4 Oktober lalu, kelompok sukarelawan ini pun ikut berjibaku.

Ada 20 relawan yang bergerak.

"Kami berbagi tugas. Beberapa langsung bergerak ke lokasi, beberapa lainnya menghubungi Badan Penanggulangan Bencana daerah," ujar Dedi, Jumat (11/10).

Baca: Istrinya Didiagnosis Autoimun, Anang Hermansyah Ingin Ashanty Terus Tertawa Bahagia

Baca: Mau Padamkan Api di Gunung Ciremai, 18 Warga Malah Terjebak Api, Berlindung ke Goa dan Menerabas Api

Baca: Pasrah Saat Divonis Meningitis, Pesan Ashanty Pada Anang: Sudah Tinggalin, Aku kan Penyakitan

Penjinak api di Gunung Ciremai (tribunjabar/eki yulianto)
Penjinak api di Gunung Ciremai (tribunjabar/eki yulianto) ()

Dedi termasuk yang langsung menuju area yang terbakar.

"Kami sebenarnya bisa dibilang hanya bermodalkan nekat, tapi kami sebagai pegiat komunitas pencinta lingkungan mau tidak mau berangkat untuk memadamkan api," ujarnya.

Dedi mengatakan, semua anggota Forum Komunikasi Gunung Ciremai memang sangat mencintai gunung tersebut.

Itu sebabnya, ketika tahu Gunung Ceremai terbakar, mereka langsung merasa terpanggil untuk ikut memadamkan api.

"Kami tidak ingin hutan di Gunung Ciremai rusak. Kalau hutan itu rusak, pasti dampaknya turun ke kami. Salah satu contohnya jika musim hujan tiba, kalau hutan gundul, pasti tahu lah efeknya bagaimana," kata Dedi.

Setelah berada di area yang terbakar, kata Dedi, mereka langsung melakukan upaya pemadaman. Targetnya, api tidak meluas.

"Kami terjang dengan peralatan seadanya. Menggunakan bambu dan ranting pohon, kami pukul-pukul api yang menjalar. Kami hampir tak memikirkan diri sendiri. Yang penting api dapat segera padam," ujarnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved