Sabtu, 4 Oktober 2025

PLN Peduli Dukung Batik Zie Melestarikan Batik Pewarna Alam dan Angkat Kearifan Lokal

Dalam proses produksi batik, Zie Batik Semarang juga melakukan pemanfaatan limbah dan pembudidayaan tanaman langka.

HandOut/Istimewa
Batik Zie Semarang di kawasan wisata Kampung Alam Malon. Selain menyediakan display produk, pengunjung pun bisa berinteraksi dengan para pengrajin batik hingga bisa mencoba mencanting batik dan menikmati dari proses ke prosesnya. Kampung ini beratmosfer suasana pedesaan yang masih banyak dikelilingi pepohonan dengan luas sekitar enam hektar lahan dan pengunjung bisa melihat dari proses pembibitan, penanaman hingga pembuatan pasta pewarna alam. 

Nah, bagi yang penasaran dengan Zie Batik dapat mengunjungi kawasan wisata bernama Kampung Alam Malon.

Kampung dengan atmosfer suasana pedesaan yang masih banyak dikelilingi pepohonan dengan luas sekitar enam hektar lahan dan pengunjung bisa melihat dari proses pembibitan, penanaman hingga pembuatan pasta pewarna alam.

Di sana, selain menyediakan display produk, pengunjung pun bisa berinteraksi dengan para pengrajin batik hingga bisa mencoba mencanting batik dan menikmati dari proses ke prosesnya.

Angkat Kearifan Lokal

Berawal dari tahun 2004, pasangan suami istri Marheno Jayanto dan istrinya Zazilah memiliki tekad untuk menghidupkan kembali batik.

"Kami ingin menghidupkan kembali batik dan mengajari masyarakat," imbuh Marheno dikutip dari Tribun Jateng.

Pada 2006 mereka mengembangkan batik di Semarang Bawah, yakni di Kampung Batik.

Zazilah atau yang sering dipanggil Zie menambahkan keterangan kepada Tribunjateng.com pada 2010 pindah ke Gunung Pati.

"Batik-batik yang kami buat dari pewarna alam, jadi kami juga menggandeng petani untuk menanam pewarna alam. Indigo namanya," jelas Zie.

Nuansa alami sangat terasa di kediaman Zie yang ada di Gunung Pati, tepatnya di Kampung Malon RT 03/RW 06 Kel. Gunung Pati, Kec. Gunung Pati, Kota Semarang.

Pepohonan yang meneduhkan ada di sekitar rumah tradisional ini.

Waktu tempuhnya dari Simpanglima berkisar 30 - 45 menit. Dari desa wisata Kandri masih ke selatan.

Dari keterangan Zie, kampung malon diresmikan menjadi desa tematik oleh pemerintah pada 2017. Sedangkan untuk pengenalannya pada 2016.

Batik-batik dari pewarna alami Zie ini tak hanya tersohor di Indonesia, atas capaiannya mengajak masyarakat berkreasi membatik, Zie mendapat penghargaan dari pemerintah Kota Semarang bahkan hingga Kementerian.

"Untuk batik legenda ini harganya mulai Rp 5 juta hingga Rp 16 juta setiap 2,5 meter," jelas Zie.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved