Pilkada Serentak 2020
Pilkada Serentak 2020 di Bali: Partai-partai dengan Perolehan Suara Kecil Mestinya Bersatu
Dalam konteks pilkada serentak tahun depan, Putu Suasta menyebutkan logikanya partai-partai dengan perolehan suara legislatif yang kecil, bersatu.
Dalam konteks pilkada serentak tahun depan, dia menyebutkan bahwa logikanya partai-partai dengan perolehan suara legislatif yang kecil mestinya bersatu.
Memberikan alternatif pilihan calon kepada masyarakat selaku pemilih.
Karena di atas kertas, PDIP dengan perolehan kursi yang tinggi dalam pemilihan legislatif beberapa waktu lalu sudah memastikan diri akan mengajukan dan mendukung kadernya sebagai calon kepala daerah.
"Logikanya seperti itu. Partai-partai (dengan perolehan suara) kecil mestinya bersatu," kata dia.
Kalau nantinya kesulitan mencari figur, atau tidak mendapatkan sama sekali, apa akan mendukung kotak kosong?
Baca: Tukar Kartu ATM Ibu-ibu yang Terganjal di Mesin, Saldo Korban Terkuras Hingga Rp 76 Juta
"Begini. Kami belum mau berandai-andai dulu. Namanya juga usaha. Jadi kami tidak mau berpikiran negatif dulu," tandasnya.
Di sisi lain, Ketua DPW NasDem Bali, Ida Bagus Oka Gunastawa, menegaskan partainya ingin menjadi motor di Pilkada Serentak nanti.
"Sikap kita jelas, pertama kami mengambil posisi yang diberikan hak-hak privilese sebagai parpol harus kita manfaatkan sebaik mungkin, salah satunya dengan bagaimana kita menjadi motor lahirnya paket-paket yang memungkinkan untuk bisa bertarung di Pilkada," tegas dia.
Gunastawa mengaku partainya melihat demokrasi di Pilkada Serentak 2020 terlihat kurang menarik. Pasalnya, hampir dipastikan banyak partai yang akan merapat ke partai penguasa yakni PDIP.
"Kenapa, karena kawan PDIP sudah memastikan, tanpa koalisi pun bisa keluarkan paket dan kader-kader, dan juga ada beberapa partai yang rumor-rumornya akan ke sana," katanya.
Hal ini yang membuat pihaknya adanya perimbangan kekuatan dalam pesta demokrasi lima tahunan tersebut. Ini yang membuat pihaknya memutuskan membuat penjaringan di 6 kabupaten/kota tersebut.
Pihaknya pun tidak mempermasalahkan terkait persoalan menang-kalah dalam pilkada nanti.
"Dalam konteks pikiran kami terkait demokrasi sebaiknya harus ada perimbangan kekuatan. Mau kalah, mau menang, proses pembelajaran demokrasi harus terus jalan," katanya.
Bahkan, ia menegaskan bahwa partainya tidak akan menyerah begitu saja alias membebek di Pilkada 2020 tanpa proses politik menjaring calon pemimpin.
Baca: Cerita di Balik Nenek Jual 3 Sendok Demi Bisa Beli Beras, Mbah Sadinah Tak Punya Uang untuk Makan
Bila perlu NasDem akan membela kotak kosong ketimbang memaksakan koalisi dengan parpol besar yang belum tentu figurnya bagus, sepaham dengan garis perjuangan NasDem dan diterima rakyat.