12 Ekor Gajah Liar Masuk ke Perkebunan Warga di Lampung Barat, Susah Mengusir Masuk Hutan Lagi
Pengusiran 12 ekor kawanan gajah yang masuk dalam areal perkebunan warga Pekon Rowo Rejo, Suoh Lampung Barat hingga kini belum berhasil
Laporan Reporter Tribun Lampung Ade Irawan
TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG BARAT - Pengusiran 12 ekor kawanan gajah yang masuk dalam areal perkebunan warga Pekon Rowo Rejo dan Sido Rejo Kecamatan Suoh Lampung Barat hingga kini belum berhasil.
Menurut keterangan Kabid TNBBS wilayah II Liwa Amri, Rabu (25/9/2019), sejumlah upaya bersama warga telah dilakukan agar gajah kembali masuk ke hutan.
"Kita bersama warga sekitar, dan TNI Polri telah melakukan upaya pengusiran untuk dapat kembali masuk dalam kawasan hutan, namun hingga saat ini belum berhasil," ucapnya.
Baca: Kawanan Gajah Liar Teror Warga Blang Lango, Rusak Rumah dan Kebun Sawit
Terpisah, Dencis Maroba Humas TNBBS mengungkapkan, penyebab masuknya kawanan gajah kedalam perkebunan karena ada beberapa faktor.
"Itu dikarenakan beberapa faktor yang kompleks, namun saya belum bisa mengungkapkannya," ungkapnya.
Selain itu, Dencis menjelaskan kejadian seperti ini sudah berlangsung selama dua tahun terakhir.
"Ini bukan yang pertama kali terjadi, sudah dua tahun terakhir gajah sering masuk ke dalam perkebunan," jelasnya.
Dencis juga mengatakan tidak ada korban jiwa dengan adanya kejadian tersebut.
"Untuk sekarang alhamdulillah tidak ada korban, walau memang selama dua tahun t
Baca: Pantau Keberadaan, Gajah Liar Dipasang Kalung Pelacak
erakhir sudah ada dua orang korban dari gajah liar masuk kawasan pedesaan," katanya.
Kepala TNBBS Resort Suoh, Sulki, sebelumnya mengungkapkan, jumlah gajah yang masuk ke perkebunan sekitar 12 ekor.
Sampai saat ini, Sulki menjelaskan, pihaknya bersama warga dan Pemkab Lambar masih bersiaga untuk menghalau kawanan gajah agar tidak masuk ke perkampungan.
Caranya, beber dia, masih tradisional. Seperti memukul kentongan dan membawa obor ke perbatasan kampung-kampung.
"Tadi pagi (Minggu) terpantau (ada gajah) di Pekon Roworejo. Jaraknya masih 500 meter dari perkampungan warga," ujar Sulki.
"Kami terus berkoordinasi dengan aparat pemerintah (Pemkab Lambar) untuk melakukan ronda setiap hari. Jumlah personel yang ronda bisa sampai 50 orang setiap hari," sambungnya.