Fakta Video Viral Siswa Bawa Celurit ke Sekolah: Terjadi di Gunungkidul hingga Alasan Ponsel Disita
Sebuah video yang memperlihatkan siswa membawa celurit viral di media sosial, Rabu (11/9/2019).
Peristiwa siswa membawa celurit karena tak terima ponselnya disita tersebut rupanya terjadi di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.
Dikutip dari TribunJogja, Kepala Bidang SMP, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Gunung Kidul, Kisworo membenarkan kejadian dalam video viral tersebut.
Seorang peserta didik mengancam guru menggunakan sebilah arit (celurit) lantaran gawai yang dimiliki disita.
"Memang benar terjadi di Satu diantara SMP di Ngawen, saya tadi sudah mencoba menghubungi kepala sekolahnya untuk mengetahui kronologis sebenarnya, tetapi kita belum memperoleh laporan lengkapnya," ucapnya saat dihubungi Tribunjogja, Rabu (11/9/2019).
Ia mengungkapkan saat menghubungi kepala sekolah yang bersangkutan, pihaknya belum menerima laporan kronologis kejadian secara rinci.
"Saat saya hubungi kepala sekolah mengaku sedang memberikan keterangan, saya juga masih menunggu bagaimana kronologisnya," ujarnya.
Baca: Motif Siswa SMP di Magetan Tusuk Teman Sendiri, Pelaku Sempat Ajak Korban Ambil Uang
Pihaknya belum mengetahui apakah murid yang melakukan pengancaman dilaporkan kepada pihak kepolisian atau tidak.
Ia juga belum bisa memastikan sanksi apa yang akan diberikan kepada peserta didik tersebut.
Lantaran masih diperlukan penyelidikan yang mendalam.
"Sifatnya nanti pembinaan, yang jelas harus instropeksi dulu antara kedua belah pihak."
"Kita lihat kasusnya seperti apa kalau kronologis kami belum mengetahui secara pasti kan kami juga tidak tahu, kalau kita berikan sanksi nanti sifatnya sepihak."
"Pada prinsipnya akan diberikan pembinaan bagi anak maupun warga sekolah," katanya.
Kisworo juga mengungkapkan keprihatinannya dengan adanya kejadian seperti kali ini, dan akan menunggu laporan lengkapnya terlebih dahulu.
2. Terjadi pada Jumat, 6 September 2019
Masih mengutip TribunJogja, Kapolsek Ngawen, AKP Kasiwon menjelaskan, kejadian tersebut terjadi di sebuah SMP di Ngawen.