Minggu, 5 Oktober 2025

Eli Menikah di Samping Jasad Sang Ibunda, Hanya Ada Tangisan di Saat Ijab Kabul

Acara akad nikah dilaksanakan sederhana, karena keluarga besar Eli Kesuma Endang (39 tahun) sedang berduka.

Editor: Hendra Gunawan
Istimewa
Suasana haru sangat terasa saat pelaksanaan akad nikah di kediaman Eli di Jalan Nurul Ikhlas RT 48 RW 03, Kalidoni, Kota Palembang. Sang Ibunda meninggal dunia, Selasa (20/8/2019), sehingga acara akad nikah dilaksanakan lebih cepat. 

TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG --Tak ada dekorasi yang biasa terlihat di tempat pernikahan.

Acara akad nikah dilaksanakan sederhana, karena keluarga besar Eli Kesuma Endang (39 tahun) sedang berduka.

Wanita itu menikah di samping jasad sang ibunda.

Sang Ibunda meninggal dunia, Selasa (20/8/2019), sehingga acara akad nikah dilaksanakan lebih cepat.

Sebenarnya acara pernikahan ini direncanakan tanggal 15 September 2019 namun terpaksa dimajukan menjadi Rabu (21/8/2019) lalu.

"Karena saya anak bungsu dari delapan bersaudara, Ibu pengen hadir dipernikhan saya. Itulah sebabnya pernikahan dipercepat walaupun rencananya tanggal 15 mendatang," terang Eli dengan mata yang berkaca-kaca.

Baca: Pansel Calon Pimpinan KPK Dinilai Tidak Bekerja Sesuai Pesanan

Baca: Siklon Tropis Bailu Terpantau di Laut Filipina Bagian Timur, BMKG Rilis Peringatan Gelombang Tinggi

Baca: Pemblokiran Internet di Papua untuk Dukung Proses Perdamaian

Suasana haru sangat terasa saat pelaksanaan akad nikah di kediaman Eli di Jalan Nurul Ikhlas RT 48 RW 03, Kalidoni, Kota Palembang.

Satu persatu baik itu pihak keluarga maupun para tamu undangan meneteskan air mata saat menyaksikan ijab kabul pernikahan Eli Kesuma Endang dan Martinus Gempa Sujiwo.

Pasangan pengantin ini melaksanakan ijab kabul di samping jenazah ibu yang meninggal dunia beberapa jam sebelumnya.

Suasana haru sangat terasa di ruangan tempat pelaksanaan ijab kabul di kediaman mempelai wanita.

Keluarga dan tamu undangan tak kuasa menahan air mata menyaksikan ijab kabul dua pasangan ini.

Saat acara ijab kabul berlangsung, mempelai wanita terus mengusap pipinya yang ditetesi air mata sambil memandangi jasad ibunya yang tertutup kain bercorak batik.

Begitupun dengan para tamu, juga ikut haru melihat momen bahagia sekaligus menyedihkan bagi Eli, putri dari pasangan Rohayati dan Hasan Basri.

Karena sang ibu meninggal dunia itulah, maka acara pernikahan sepasang pengantin itu di percepat.

Sebelumnya acara dijadwalkan pada 15 September 2019.

Setelah acara akan nikah, malamnya kediaman mempelai wanita melaksanakan pembacaan yasin dan doa.

"Kami tadi nangis semua saat ijab kabul, begitu juga tamu undangan, terkhusus saya tidak henti teteskan air mata dan menatap jasad ibu," tambahnya.

Lanjut Eli, ibunya meninggal saat diduga sedang tidur siang.

"Kala itu masih pagi ibu beraktivitas seperti biasa masih bisa jalan-jalan disekitar rumah, namun ibu pulang lalu tertidur,"

"Ketika mau dibangunkan untuk makan siang tidak bangun sampai diketahui ternyata sudah meninggal. Kejadiannya jam 11 siang kemarin, Selasa (20/8/2019)," jelasnya dengan suara yang lemah.

• Doa Pernikahan Untuk Pasangan Pengantin Sesuai Ajaran Islam, Agar Menjadi Pasangan yang Bahagia

"Nama ibu Rohayati umurnya 76 tahun, kalau bapak H. hasan basri sudah lama meninggal," ungkapnya

Sementara itu, Martin sebagai mempelai lelaki mengatakan, diberitahu kematian calon mertuanya saat sedang bekerja.

Saat mendengar kabar duka itu, Martin langsung datang ke rumah kekasihnya itu.

"Saya lagi ngojek tiba-tiba Ayang nelepon, dia bilang ibunya meninggal, jadi saya langsung ke sana," ucapnya

"Setelah dilakukan musyawarah, akhirnya sembari menunggu saudara Ayang (kekasihnya) dari luar kota maka disepakati kalau ibu dimakamkan hari ini Rabu (21/8) dan pernikahan pun dipercepat tadi pagi," cerita Martin

"Jasad ibu pun ada disamping saat ijab kabul tadi. Selesai acara banyak yang ngucapin selamat sekaligus ucapan bela sungkawa, kemudian barulah kami makamkan ibu di Kandang Kawat sekitar pukul 11 tadi," lanjutnya

Dibalik kesedihan itu, terselip cerita indah sepasang kekasih itu, mulanya mereka saling kenal melalui sosial media.

"Awalnya kami kenal lewat WeChat, aplikasi itu mengacak buat cari teman, akhirnya kami ketemuan di pangkalan ojek simpang patal, sampai akhirnya kurang lebih kami terus bwrsama sampai akhirnya akhirnya hari ini menikah," katanya

"Ya meskipun umur jauh berbeda kami sama-sama berharap tetap terus bersama sampai maut yang memisahkan," harapnya. (Irkandi Gandi Pratama)

Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul Pernikahan di Samping Jenazah Ibu, Pengantin dan Semua Tamu Menangis Saat Ijab Kabu

Sumber: Tribun Sumsel
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved