Jumat, 3 Oktober 2025

Meski Nuraninya Tidak Sreg, Penari di Bali Ini Harus Tampil Hot

Luh Mawar dan sekaa jogednya kerap mendapat hujatan dari para netizen yang geram melihat penampilan mereka

Editor: Eko Sutriyanto
Bidik Layar Youtube
(Ilustrasi) Joged 

“Saya benar-benar merasakan perbedaan dulu dengan sekarang. Sekarang kebanyakan permintaannya joged yang hot. Kalau gak hot, mereka gak mau nyari saya, nah di sinilah saya dilematis jadinya. Di satu sisi saya juga seneng menari joged, karena itu merupakan hobi saya, dan bisa menambah penghasilan dari saweran dan bayaran dari sekaa,“ ungkap wanita berusia 30-an tahun ini kepada Tribun Bali.

Luh Mawar mengaku kerap diundang menari joged saat acara-acara seremonial di desa-desa, seperti acara ulang tahun sekaa teruna, acara reuni, dan acara-acara non formal.

Undangan untuk menari joged yang kalem dan sesuai pakem, bisa dikatakan jarang yang meminta Luh Mawar dan sekaanya.

Baca: Melaporkan Balik Fairuz A Rafiq dan Hotman Paris, Pengacara Kekeuh Pablo Benua Tak Bersalah

“Kalau yang joged biasa, paling-paling acaranya di upacara adat, odalan. Atau acara-acara resmi, misalnya di acara pejabat begitu. Atau acara tiga bulanan, kan banyak anak-anak jadi kami narinya biasa saja,” tutur Luh Mawar.

Keberanian Luh Mawar dan kru jogednya menarikan joged erotis di Bali bukan tanpa risiko.

Luh Mawar dan sekaa jogednya kerap mendapat hujatan dari para netizen yang geram melihat penampilan mereka.

Belakangan ini, cara mereka menyiasati adalah dengan meminta panitia pengundang acara untuk memastikan agar tidak ada orang yang merekam pementasan joged tersebut.

“Sebenarnya bingung juga sih. Jalan satu-satunya ya kita ikuti kemauan pengupah. Tapi dengan syarat tidak direkam. Itu saja yang kami minta kepada panitia penyelenggara, asal tidak direkam dan dipublikasikan ke media sosial. Sebenarnya itu saja yang kita lakukan biar kita tidak terlalu dipandang jelek sama orang. Kan kadang kita dihujat sama orang. Di sana kami sakit hati baca komentar-komentar orang,” ungkap perempuan yang juga sebagai guru di salah satu sekolah PAUD ini.

Bukan cuma soal hujatan netizen. Luh Mawar mengaku juga pernah dilempari benda-benda seperti botol dan batu.

Bahkan ia pernah dilempari kursi oleh penonton yang notabene adalah istri dari pengibing.

Belum Ada Batasan

Luh mawar mengaku tidak pernah membalas orang-orang yang sempat melemparinya dengan benda-benda tersebut.

Ia menganggap bahwa hal iu adalah wajar, karena mungkin ada yang emosi.

Luh Mawar berharap pemerintah dan masyarakat tidak hanya mencemooh para penari joged yang terkesan porno.

Sebab, menurutnya, sampai saat ini belum ada batasan yang bisa ia pahami tentang gerakan yang mana disebut porno dan mana tidak.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved