Kamis, 2 Oktober 2025

Pasutri di Tasikmalaya yang Live Adegan Ranjang Depan Anak SD Melarikan Diri, Ini Kata Psikolog

asangan suami istri ES (24) dan LA (24) di Tasikmalaya memiliki 'bisnis' yang meresahkan warga Desa/Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya.

Editor: Sugiyarto
Campaign
Ilustrasi anak - Fakta pasutri di Tasikmalaya pamer adegan ranjang di depan anak-anak, dipungut biaya hingga pelaku melarikan diri. 

TRIBUNNEWS.COM, TASIKMALAYA - Pasangan suami istri ES (24) dan LA (24) di Tasikmalaya memiliki 'bisnis' yang meresahkan warga Desa/Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya.

ES dan LA mempertontonkan adegan ranjang kepada sejumlah anak SD yang menetap di sekitar rumahnya.

Selain itu, pasutri tersebut mematok harga bila ingin menonton adegan ranjang mereka.

SEKS Menyimpang, Suami Istri Pertontonkan Hubungan Intim di Depan Anak SD, Tiket Nonton Rp 5 Ribu

Mirisnya harga yang diberikan sangat 'receh' yakni Rp 5-10 ribu namun berdampak pada bocah SD yang melihatnya.

Adegan ranjang itu dilakukan di kamar rumah ES dan LA.

Setiap anak SD dipungut uang atau rokok atau mi instan.

Kelakuan pasutri di Tasikmalaya itu terendus oleh Miftah Farid, guru ngaji di kampung tersebut.

Miftah Farid mengetahui hal tersebut setelah mendengar cerita dari seorang anak.

Kemudian, Miftah Farid mengadukan kejadian tersebut ke KPAID.

Ia berharap pesutri tersebut bisa segera ditindak sesuai hukum yang berlaku.

Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinto mengatakan pihaknya telah mengecek dan melakukan invistigasi.

Rupanya adegan ranjang yang dilakukan oleh pasutri itu terjadi di bulan Ramadan.

"Kami sudah lakukan investigasi ke lapangan, kami mengecek bahwa memang ada laporan ada adegan suami istri yang dipertontonkan pada anak-anak. Dilakukan malam hari pada saat Ramadan," kata Ato Rinto saat ditemui, Selasa (18/6/2019).

Sekitar tujuh anak, kata Ato Rinto, menjadi korban.

Menurut Ato Rinto, usia korban sekitar 12 tahun hingga 13 tahun dan masih duduk di bangku 6 SD.

Pasutri tersebut mempertontonkan adegan ranjang kepada bocah SD tak hanya sekali.

"Saat ini anak-anak belum bisa dimintai keterangan lebih lanjut. Tapi menurut pengakuan seorang anak katanya ada bayar pakai uang dikisaran Rp 5 ribu sampai Rp 10 ribu, pakai rokok, atau mi instan," ucap Ato Rinto.

Terkait adanya paksaan menonton adegan ranjang, Ato Rinto mengatakan pihaknya masih melakukan pendalaman.

Saat ini, KPAID Kabupaten Tasikmalaya menyelidiki motif pasutri yang mempertontonkan adegan ranjang kepada bocah SD.

Ato Rinto mengatakan fokus utama pihaknya adalah pemulihan psikis korban.

Kini keberadaan pelaku belum diketahui secara pasti.

Pasutri tersebut dikabarkan melarikan diri setelah aktivitas seks menyimpang mereka terendus warga.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan psikolog Anjali Chhabria, seperti dikutip dari Tribunnews.com, menonton adegan mesum atau adegan seks suami istri, dapat menggangu perkembangan anak dan identitas.

Disebutkan, mengetahui tentang seks melalui pornografi dapat merusak pikiran anak dan memberi ide yang tidak sehat tentang seks.

Ketika mereka tumbuh dewasa, mereka mengharapkan kehidupan seks mereka menjadi serupa dengan pornografi yang mereka tonton.

Selain itu, ini dampak buruk pornografi pada anak setelah dewasa yaitu dapat mendorong anak untuk bertindak seksual terhadap anak-anak lainnya.

Anak-anak sering meniru apa yang mereka lihat, baca, atau dengar.

Studi menunjukkan, paparan pornografi dapat mendorong anak-anak untuk bertindak secara seksual terhadap anak yang lebih muda, baik saat masih remaja maupun dewasa.

Selama periode kritis tertentu masa kanak-kanak, otak anak sedang diprogram untuk orientasi seksual.

Selama periode itu, pikiran berkembang tentang bagaimana orang akan terangsang dan tertarik.

Paling penting bagi orang tua adalah bersikap terbuka tentang topik pornografi dan seks, mereka harus bebas untuk mendiskusikan dan membawa topik tersebut dengan anak-anak mereka.

Menjelaskan bahwa ada beberapa hal tentang seks yang tidak boleh mereka tahu sebelum dewasa.

Anjali menambahkan, orang tua juga harus memeriksa tanda-tanda kecanduan pornografi pada anak seperti anak berada di ruangan dalam waktu lama dengan pintu terkunci, memeriksa video dan gambar, serta situs yang dikunjungi.

Pornografi dapat merusak pikiran anak dan memberi ide yang tidak sehat tentang seks. (kompas.com)
Menurut Psikolog Pendidikan dan Perkembangan Anak Universitas Muhammadiyah Bandung, Anggi Aggraeni, pada fase laten di usia 5-6 tahun hingga usia mulai pubertas, dorongan libido atai libidinal manusia harus tidur.

Dorongan libido atau libidinal merupakan dorongan seks yang nanti akan bangkit di usia remaja.

Sedangkan pada usia tersebut, terjadi perkembangan kognitif dan sosialisasi dengan pesat, di mana anak-anak akan berkembang dan banyak bersosialisasi di lingkungannya.

Jika dorongan libidinal terstimulus lebih awal pada masa itu, hal tersebut akan menjadi masalah dan akan menjadi pengalaman traumatis pada anak.

"Biasanya pelaku seksual merupakan korban pelecehan di masa lalunya, sehingga libidinonya aktif," ujar Anggi Anggraeni saat dihubungi Tribunjabar.id, melalui ponselnya, Kamis (25/4/2019).

Sedangkan video porno atau tontonan porno merupakan konten yang dapat mengaktifkan dan mendorong libido atau libidino aktif.

Dalam otak akan menghasilkan hormon dophamin yang merupakan zat kimia dalam otak yang menyebabkan kecanduan.

Ketika menonton video porno, zat dophamin akan muncul sehingga efek emosionalnya akan menciptakan kepuasan.

Hal tersebut dijelaskan oleh Psikolog Anak dan Remaja, Pamela Anggia Dewi, bahwa video porno atau tontonan porno dapat memunculkan sati zat kimia dophamin yang menstimulasi munculnya rasa senang yang sampai termanifest ke seluruh badan.

"Dalam kasus pornografi dan pengaruhnya ini, zat dophamin akan membanjiri otak dan akan membuat ketagihan," ujar Pamela Anggia Dewi saat dihubungi Tribunjabar.id, Kamis (25/4/2019).

Menurutnya, berdasarkan beberapa penelitian, terutama penelitian medis, memang pornografi akan memunculkan zat dophamin.

Ketika anak-anak mendapatkan paparan video porno, bisa jadi memicu keingintahuan mereka sehingga akan mencari tahu.

Mengapa bisa terpapar video porno yang berujung kecanduan ?

Menurut Psikolog Anggi Anggraeni, anak-anak bisa terpapar video porno disebabkan beberapa hal.

Pertama bisa disebabkan karena terpapar dari lingkungan dan teman-temannya. Lingkungan merupakan tempat yang membentuk perilaku anak hingga kedepannya.

Kedua, bisa jadi anak-anak tersebut pernah menonton video porno sebelumnya, dan mengajak teman-temannya.

"Yang lebih kasian anak-anak yang terbawa-bawa, karena biasanya anak-anak diajak dan mengajak, karena bisa jadi mereka merasa video porno itu hal yang menyenangkan," ujar Anggi Anggraeni.

Psikolog Pamela Anggia Dewi juga menjelaskan bahwa ketika anak-anak sudah kecanduan, mereka akan mencari terus.

Mereka yang kecanduan akan mengalami disosiasi antara perasaan senang dan konsekuensi yang dilupakan.

"Jadi mereka yang mengalami disosiasi tidak bisa melihat dengan jelas dan objektif antara perasaan yang senang sesaat dengan konsekuensi kedepannya," ujar Pamela Anggia Dewi.

Ketika rasa zat dovamin memenuhi otak dan menyebabkan kecanduan muncul, mereka tidak akan memikirkan konsekuensi yang akan terjadi, dan hanya memikirkan kesenangan yang sesaat.

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Kronologi Terungkapnya Jualan Adegan Ranjang Live, Bayarannya 'Receh' Tapi Bocah SD Jadi Korban, 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved