Minggu, 5 Oktober 2025

Terduga Teroris

Aksi Senyap Densus 88 Menangkap Terduga Teroris di Grobogan Jadi Heboh Oleh Teriakan Panas! Panas!

Di gang sempit itulah, AH ditangkap oleh tim Densus 88 Antiteror saat keluar dari rumah kecil bercat biru itu.

Editor: Sugiyarto
Puthut Dwi Putranto/Kompas.com
Suasana rumah kontrakan terduga teroris berinisial AH (26) di RT 2 RW 3, Dusun Kemantren, Desa Godong, Kecamatan Godong, Grobogan, Selasa (14/5/2019)(KOMPAS.com/PUTHUT DWI PUTRANTO) 

TRIBUNNEWS.COM, GROBOGAN - Perkampungan di RT 2 RW 3, Dusun Kemantren, Desa Godong, Kecamatan Godong, Grobogan, Jawa Tengah  Pada Selasa (14/5/2019) dini hari, masih begitu sunyi.

Pada jam-jam segitu mayoritas warga tengah menyantap sahur di dalam rumah atau bahkan sudah tertidur pulas di dalam kamar.

Tak ada satu pun warga yang menyangka jika menjelang subuh sekitar pukul 04.10 WIB itu bakal terjadi insiden yang begitu menghentak publik.

Saat itu, tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror mengamankan seorang terduga teroris berinisial AH (26) di rumah kontrakannya di RT 2 RW 3, Dusun Kemantren, Desa Godong, Kecamatan Godong, Grobogan.

Rumah terduga teroris di Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang nampak sepi pada Selasa (14/5/2019) malam
Rumah terduga teroris di Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang nampak sepi pada Selasa (14/5/2019) malam (Jamal Al Nasr/Tribun Jateng)

Sudah empat bulan ini, AH yang tercatat sebagai warga Desa Adipuro, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, Jateng itu menetap di rumah yang disewanya tersebut bersama istri dan seorang anaknya yang berumur 6 bulan.

Di gang sempit itulah, AH ditangkap oleh tim Densus 88 Antiteror saat keluar dari rumah kecil bercat biru itu.

Menjerit kepanasan

Tokoh masyarakat Kecamatan Godong, Mahmudi, menyampaikan, AH diamankan oleh beberapa orang yang berbadan tegap.

Tim Densus 88 Antiteror tersebut ada yang berjaga di luar gang dan ada yang bertugas menjemput AH.

"Ada yang baju preman dan ada yang berseragam. Setelah tertangkap, AH dibawa masuk ke mobil dan dibawa pergi," terang Mahmudi.

Penangkapan AH ini belakangan mencuri perhatian para tetangga setelah mereka mendengar teriakan histeris berkali-kali. Konsentrasi warga terganggu oleh jeritan kesakitan yang terlontar dari mulut AH.

"Panasss.... Panassss Pakkk... Pak," teriak AH kesakitan dan kepanasan saat ditangkap.

"Jeritan itu berkali-kali membangunkan warga. Kemungkinan terluka oleh senjata setrum milik Densus 88."

TERORIS JAD--Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menunjukkan  gambar barang bukti hasil penangkapan sejumlah teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) saat konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Senin (6/5/2019). Tim Densus 88 Antiteror Polri berhasil menangkap delapan terduga anggota jaringan teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di tiga lokasi yakni Bekasi, Tegal dan Bitung dengan barang bukti sejumlah bahan peledak, yang rencananya akan digunakan untuk peledakan di salah satu pos polisi di kawasan Jati Asih, Bekasi.
TERORIS JAD--Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menunjukkan gambar barang bukti hasil penangkapan sejumlah teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) saat konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Senin (6/5/2019). Tim Densus 88 Antiteror Polri berhasil menangkap delapan terduga anggota jaringan teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di tiga lokasi yakni Bekasi, Tegal dan Bitung dengan barang bukti sejumlah bahan peledak, yang rencananya akan digunakan untuk peledakan di salah satu pos polisi di kawasan Jati Asih, Bekasi. (WARTA KOTA/henry lopulalan)

"Saya yang sahur langsung bergegas keluar dan melihat Pak AH sudah dibawa mengendarai mobil," ungkap Ketua RT 2, Dusun Kemantren, Desa Godong, Lilik Marsudi, saat ditemui Kompas.com.

Penangkapan terduga teroris berinisial AH (26) oleh Densus 88 Antiteror di rumah kontrakannya di RT 2 RW 3, Dusun Kemantren, Desa Godong, Kecamatan Godong, Grobogan, Jawa Tengah mengejutkan warga setempat.

Hal ini lantaran AH dikenal berkepribadian baik.

Selain aktif dalam kegiatan desa, AH juga sering menyempatkan diri berkumpul dengan para tetangga.

"Orangnya baik dan sopan. Sering kumpul-kumpul dan ikut arisan juga. Mengobrol biasa saja, tidak ada yang aneh. Kami semua kaget saat AH menjadi terduga teroris."

"Kalau shalat rajin ke masjid tak pernah telat. Biasanya naik motor saat ke masjid karena cukup jauh," terang Ketua RT 2, Dusun Kemantren, Desa Godong, Lilik Marsudi, saat ditemui Kompas.com.

Bagi warga setempat, AH diketahui berprofesi sebagai seorang pekerja serabutan.

Selain berjualan baju gamis di media sosial, AH juga membuka jasa servis barang elektronik.

"AH aktif ikut kumpulan warga. Sering nawar-nawarin baju gamis yang dijualnya online. Terima jasa servis elektronik juga," kata Lilik.

Dijelaskan Lilik, sebagai warga pendatang, AH begitu cepat beradaptasi dengan lingkungan sekitar.

Begitu juga dengan istri AH yang berprofesi sebagai pengajar agama di salah satu pondok pesantren di Kecamatan Dempet, Demak, Jateng.

"Keluarga ini meninggalkan kesan yang baik dengan warga. Kalau bekerja istrinya diantar sendiri mengendarai motor, terkadang dijemput temannya sesama guru agama di Ponpes. Kami tak menyangka aja AH sampai ditangkap Densus 88," katanya.

Gonta-ganti nomor ponsel dan berpindah kontrakan

Selama menetap di Dusun Kemantren, Desa Godong, Kecamatan Godong, Grobogan, AH (26) ternyata berpindah-berpindah tempat kontrakan.

Sebelum mengontrak di RT 2 RW 3, Dusun Kemantren, Desa Godong, Kecamatan Godong, Grobogan, AH (26) terlebih dahulu mengontrak di RT 7 RW 3, Dusun Kemantren, Desa Godong, Kecamatan Godong, Grobogan.

"HP-nya gonta-ganti nomor. Dulu AH tinggal di RT 7 sekarang di RT 2. di RT 2 sudah 4 bulan dan RT 7 juga 4 bulan," terang Kepala Desa Godong, Zaenal Arifin, Selasa (14/5/2019).

Tokoh masyarakat Kecamatan Godong Mahmudi menyampaikan, selama ini AH dan istrinya belum bisa menunjukkan dokumen resmi pernikahan.

"Jadi hanya nikah siri yang resmi secara agama. Belum bisa menunjukkan dokumen resmi pernikahan," kata Mahmudi.

Lilik Marsudi menambahkan, saat pertama kali menetap di RT 2, AH tak juga melaporkan identitas kependudukan kepada dirinya.

Sampai akhirnya Lilik berupaya datang sendiri ke kontrakan AH untuk mempertanyakan hal itu.

"Identitas kependudukan sudah dilaporkan, hanya dokumen KK dan Surat Nikah belum diserahkan. Keduanya memang sudah menikah tapi sepertinya nikah siri," sambung Lilik.

Dijelaskan Lilik, bagi warga desa yang aktif mengikuti kegiatan di masjid tentunya sudah tak asing lagi dengan sosok AH.

Petugas kepolisian mengamankan kawasan saat berlangsung proses reka ulang penangkapan teroris di kawasan Kaliurang, Sleman, DI Yogyakarta, Kamis (22/11/2018). Reka ulang adegan penangkapan teroris yang terjadi pada 14 Juli 2018 tersebut turut menghadirkan dua orang tersangka dan diperagakan sebanyak 30 adegan. TRIBUN JOGJA/HASAN SAKRI
Petugas kepolisian mengamankan kawasan saat berlangsung proses reka ulang penangkapan teroris di kawasan Kaliurang, Sleman, DI Yogyakarta, Kamis (22/11/2018). Reka ulang adegan penangkapan teroris yang terjadi pada 14 Juli 2018 tersebut turut menghadirkan dua orang tersangka dan diperagakan sebanyak 30 adegan. TRIBUN JOGJA/HASAN SAKRI (TRIBUN JOGJA/HASAN SAKRI GHOZALI)

Rutinitas AH yang lebih sering ke masjid inilah yang membuatnya begitu dikenal di kalangan warga.

"AH akhirnya pindah kontrakan ke rumah Pak Nur Kholik. Keduanya kenal dekat karena sama-sama aktif di masjid," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Saat Diamankan Densus 88, Terduga Teroris Grobogan Berteriak "Panas...Panas""

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved