Dua Tamu Hotel di Makassar Meninggal Diduga Setelah Berkencan Dengan PSK
Penyidik Polrestabes Makassar menduga, meninggalnya dua tamu hotel di wilayah Biringkanaya tersangkut kasus prostitusi.
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Penyidik Polrestabes Makassar menduga, meninggalnya dua tamu hotel di wilayah Biringkanaya tersangkut kasus prostitusi.
Kasatreskrim Polrestabes Makassar AKBP Indratmoko mengungkapkan, saat ini pihak penyidik masih menelusuri rekaman CCTV yang berada di dua hotel di Biringkanaya.
"Kami masih mempelajari rekaman CCTV atau rekaman digital dari hotel itu, karena ada dua perempuan yang terakam," ungkap Indratmoko, Selasa (30/4/2019) petang.
Diketahui, dua tamu hotel pada dua hotel yang berbeda di wilayah Biringkanaya, Kota Makassar.
Meninggal diduga usai kencan dengan dua orang perempuan berbeda.
Korban meninggal di hotel, Marthin Matius Tambunan (49) warga Grandland, Nabire, Papua.
Baca: Brock Lesnar Pensiun dari MMA, Isu Comeback ke UFC Layu Sebelum Berkembang
Baca: Cerita Aspri, Prabowo Sekolahkan Orang-orang yang Kini Berseberangan
Meninggal di hotel pada Jl Perintis Kemerdekaan, Minggu (28/4) dinihari.
Sementara itu, korban kedua, Saripuddin warga asal Kota Palopo, Sulsel.
Saripuddin meninggal di dalam sebuah kamar hotel di Jl Kapasa, Biringkanaya, Makassar, Senin (29/4).
Kata Indratmoko, dari dua peristiwa itu.
Kedua korban diketahui saat menginap di hotel tersebut bersama masing-masing korban mempunyai wanita, diduga PSK.

"Kami menduga kuat dua wanita tersebut adalah PSK online, karena setelah kejadian kedua perempuan tersebut menghilang sampai kita selidiki ini," jelas Indratmoko.
Dugaan polisi dari Polsek Biringkanaya dan Satreskrim Polrestabes Makassar itu kuat, ketika penyidik mendapati alat kontrasepsi dari masing-masing kamar hotel tersebut.
Tapi untuk menyelidiki korbannya, pihak penyidik mengalami keterbatasan materi, karena jenazah tersebut langsung dikirim ke masing-masing daerah asal mereka.
"Ya bagaimana mau diseliki, korbannya sudah dimintai pihak keluarganya. Mereka juga menolak untuk dilakukan visum, tapi ada rekaman CCTV," ujar Indratmoko. (Darul Amri)