Sabtu, 4 Oktober 2025

Kerajinan Tangan Batok Kelapa dan Tulang Ikan Sumenep Madura Tembus Eropa

Berbagai aksesoris indah dan cantik itu ternyata sebagian besar merupakan buah tangan kreatif warga Madura yang tinggal di Pulau Bali, terutama warga

Editor: Sugiyarto
surya.co.id/moh rivai
Jenis aksesoris garapan perajin milik Farida yang terdiri dari kerang dan tas tangan dari batok kelapa. 

TRIBUNNEWS.COM - MUNGKIN kita tak pernah mengira bahwa banyak sekali souvenir kerajinan tangan yang banyak bertebaran di kawasan obyek wisata di Pulau Dewata Bali.

Berbagai aksesoris indah dan cantik itu ternyata sebagian besar merupakan buah tangan kreatif warga Madura yang tinggal di Pulau Bali, terutama warga asal Kabupaten Sumenep.

Garapan souvenir berbagai bentuk, mulai cincin, gelang, kalung, gantungan kunci, dompet dan sebagainya, tidak saja dipasarkan di berbagai lokasi obyek wisata di Bali, tetapi juga di berbagai tempat wisata di Jawa Timur, seperti di Banyuwangi, Jember, Situbondo, Lamongan, Malang serta di berbagai tempat di kota-kota di luar Jawa Timur.

‘’ Saat ini tidak saja kita terima order dari berbagai kota di Jatim dan Bali, kami juga sudah terima order souvenir untuk luar negerti, seperti Spanyol dan Australia,’ kata Baihaqi (36) pengrajin souvenir warga asal Pulau Raas Sumenep, yang sudah 8 tahun tinggal di Bali.

Menurut Baihaqi, rasanya, turis yang berkunjung di Bali kurang lengkap bilamana ke pulau dewata Bali tidak membeli aksesoris unik hasil karya dirinya serta sebagian warga Madura di Bali.

‘’ Yang aneh juga, wisatawan lokal asal Madura kepincut juga beli aksesoris kita, yang justru karya anak-anak Madura sendiri," katanya berkelakar.

Padahal menurutnya, berbagai akasesoris unik yang sebagian besar terbuat dari kerang, sabut kelapa, batok kelapa, tulang ikan laut, gigi ikan laut, hingga kulit penyu.

Semua terdiri dari sampah kelapa dan laut yang telah diproses sekian rupa, hingga menyerupai perhiasan mewah dan unik.

Dari semua kerajinan tangan itu tidak semuanya dibuat di Bali tetapi juga di Sumenep. Salah satunya di Desa Batang-Batang Laok, Kecamatan Batang-Batang, Sumenep

Ternyata, sebagian besar aksesoris tersebut dari sampah sabut dan batok kelapa serta sampah ikan laut yang dikais oleh para pengrajin handicraft asal Kabupaten Sumenep.

Dua daerah di Sumenep yang saat ini terkenal sebagai pemproduksi kerajinan tangan dari sampah kelapa dan ikan laut, yakni di Desa Batang-Batang dan Pulau Raas Sumenep.

Di rumah kreatif Farida Handicraft dan Acsesories, yang terletak di Dusun Tunjang, Desa Batang-Batang Laok, Kecamatan Batang-Batang, Sumenep.

Farida sudah sekitar 25 tahun menekuni usaha pembuatan aksesoris atau souvenir itu, namun mungkin baru sekitar 10 tahun mulai dikenal sekeliling desa, kecamatan hingga wilayah Kabupaten Sumenep.

Hasil karyanya tidak saja menjadi sebuah kerajinan tangan biasa, tetapi juga menjadi primadona turis mancanegara di pulau Dewata Bali.

Gelang, kalung, tas tangan dan souvenir khas Bali juga laku keras sebagai bahan ekspor ke luar negeri seperti Spanyol dan Brunei Darussalam.

Banyaknya pesanan yang datang dari mancanegara membuat Farida yang dibantu adiknya, Darmawan yang sudah lama tinggal di Bali, memproduksi handicraft kerajinannya cukup banyak.

Tidak kurang dari 700 kodi (satu kodi 10 aksesoris) dari masing-masing bentuk aksesoris buatannya dikirim setiap minggu ke Pulau Bali.

 ‘’ Untuk memenuhi membludaknya pesanan souvenir ke luar negeri, kami mempekerjakan sekitar 700 hingga 1000 orang pekerja. Dengan melibatkan tetangga dan kolega kami,’’ katanya.

Para pekerjanya memang tidak diberikan gaji mingguan atau bulanan, tetapi mereka bisa dapat penghasilan tiap hari sesuai dengan hasil kerjanya sendiri.

Karena Farida Souvenir dan Aksesoris memberikan laba dan keuntungan buat pekerjanya sesuai dengan jumlah hasil kerja membuat aksesoris atau souvenir sesuai pesanannya.

 ‘’Setiap harinya mereka bisa membuat aksesoris sedikitnya 10 sampai 20 kodi. Atau, jika jumlah keluarganya banyak, maka mereka bisa membuat sekitar 30 kodi,’’ jelasnya.

Dari banyaknya jumlah pekerja, Farida saat ini ibaratnya jadi pengepul dari hasil kerja tetangganya.

Tetapi karena modal dan peralatan serta bahan-bahan kerajinan tangan berasal dari dirinya, sehingga Farida masih tetap sebagai sebuah pimpinan perusahaan yang mengelola ratusan pekerjanya.

‘’ Kami bekerja tidak seperti atasan dan bawahan. Semua sama karena sistem kerja yang kami anut adalah kekeluargaan,’’ sambungnya.

Ditanya tentang modal, Farida mengaku dibantu oleh adiknya bernama Darmawan yang tinggal di Bali atau bahkan dari uang muka pemesan aksesoris langganannya.

Besaran modal yang diolah saat ini sangat kecil hanya sekitar Rp 50 juta. Sehingga tidak mampu berkembang dan membuat hasil kerajinannya yang lebih besar lagi.

Hasil kerajinan tangan karya Farida ini juga sendiri dalam melayani pesanan atau order dari luar negeri. Tetapi juga menggandeng pemilik Art Shop yang ada di Pulau Bali.

Dua pengusaha souvenir terkemuka di Kuta Bali yang PT Sumiati dan PT Hemamuna, kedua perusahaan itu milik warga Pulau Raas, Kecamatan Raas, Sumenep.

‘’Sebelum bergabung dengan perusahaan besar itu, unit usaha kami ini juga sudah pernah disurvey oleh dua pengusaha luar negeri, yakni Sergio asal Brunai Darussalam dan Mario asal Spanyol,’’ kisahnya.

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Kerajinan Tangan Sumenep Madura Tembus Eropa: Batok Kelapa dan Tulang Ikan Laris Manis

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved