Sudah Seminggu 5 Kecamatan di Lamongan Masih Terendam Banjir, Ribuan Warga Menderita
Seminggu lebih, ribuan warga yang berdomisili di lima kecamatan Kabupaten Lamongan masih dikepung banjir.
TRIBUNNEWS.COM, LAMONGAN - Seminggu lebih, ribuan warga yang berdomisili di lima kecamatan Kabupaten Lamongan masih dikepung banjir.
Setidaknya itu dirasakan sebagian warga, Kalitengah, Turi, Glagah, Deket dan Karangbinangun.
Air yang dimuntahkan dari anak sungai Bengawanjero tak bisa diatasi dan merendam sekitar 2.000 rumah lebih, serta ribuan hektare lahan tambak.
Pompa air yang diharapkan bisa mengurangi volume air, tak sebanding dengan kiriman air dari arah selatan serta, wilayah banjir sendiri, akibat curah hujan yang cukup tinggi.

Tidak ada alternatif mengungsi, kecuali bertahan dalam kepungan banjir.
Baca: Dapat Nama Haji Ahmad Prabowo Subianto dari Ulama, Prabowo: Apakah Itu Cocok ?
Baca: Ramai Isu Website KPU Kena Hack, Berikut 5 Hacker Paling Canggih Sepanjang Zaman
Ternak peliharaan yang kandangnya tenggelam, terpaksa hanya dipindahkan ke tempat yang lebih tinggi, bahkan terpaksa memanfaatkan sebagian ruangan rumah mereka.
Seperti yang dilakukan Ardianto, warga Tiwet Kalitengah.
Ia terpaksa memanfaatkan salah satu kamar dari dua bangunan rumah miliknya untuk dipakai tempat menyelamatkan ayam dari bahaya banjir.
Dua kali ia terpaksa memboyong puluhan ayam jago peliharaannya.
Pertama di kandang dan kini dipindahkan ke salah satu kamar di rumahnya.
"Air tambah tinggi, ayam-ayam terpaksa ditaruh di kamar," kata Ardianto.
Tempat kandang ayam milik temannya yang kemarin dipinjam untuk mengungsikan ayam, kini juga tenggelam.
Tak hanya Ardianto, masih banyak warga lain korban banjir yang melakukan upaya evakuasi dengan memanfaatkan sebagian tempat di dalam rumah.
Baca: Ria Ricis Datangi Gadis yang Dibully Akibat Sepatunya, Begini Kondisi Aslinya
Baca: Rekapitulasi Suara di Kecamatan Kebayoran Baru Molor, Para Saksi Belum Lengkap
Ketinggian air rata - rata mencapai 60 sentimeter, bahkan ada yang sampai 70 sentimeter.
Meski aktivitas para korban banjir terganggu, warga tetap bertahan di lokasi.
"Ngungsi meninggalkan rumah jelas tidak mungkin. Semuanya sama-sama kebanjiran," kata Faizin.
Warga was-was air masih akan tinggi lagi, seiring masih terjadi hujan.
Apalagi jika pintu waduk seperti Waduk Gondang dibuka, tentu air dari arah hulu akan ke hilir dan hilirnya itu ada di wilayah Bengawanjero.
"Setiap tahun ya begini (banjir, red)," gerutu Ali.
Untuk menghindari banjir musiman, warga berharap Pemkab Lamongan serius mencari solusi.
"Kalau mau normalisasi kali ya jangan musim penghujan," katanya.
Sementara penempatan pompa air semestinya harus ideal.
Banjir begitu besar, mestinya pompa air yang dipasang juga besar.
Sementara itu, jalan Turi, Tiwet ke sejumlah wilayah banjir kini tertutup untuk kendaraan besar roda empat.
Kendaraan kecil roda empat yang memaksa melintas banyak menanggung resiko mogok atau mesin mati.
Bahkan pawa awak media yang menerjang membawa motor juga banyak menanggung dampak, mogok.
"Banjire parah, sepeda saya kemarin mati waktu melintas," ungkap Anjar, seorang wartawan koran terbitan Surabaya. (Hanif Manshuri)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Sepekan, Ribuan Warga Lima Kecamatan Kabupaten Lamongan Bertahan di Kepungan Banjir