Mahasiswa Polnes dan Politani Bentrok, Tidak Disangka Ini Pemicunya
Keduanya menandatangani surat pernyataan disaksikan Presiden BEM, dan pihak akademik masing-masing kampus
Laporan wartawan tribunkaltim.co, Christoper D
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Bentrokan terjadi antara mahasiswa Politeknik Negeri Samarinda (Polnes) dengan Politeknik Pertanian Negeri (Politani), Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, Senin (17/2/2019) sore tadi.
Bentrokan terjadi disekitar gerbang belakang Polnes dengan gerbang depan Politani, saat sebagian besar mahasiswa sedang berkuliah.
Kedua kubu saling lempar dengan menggunakan batu lalu terjadi perkelahian antarmahasiswa terjadi.
Bahkan mahasiswa yang tidak tahu sebab dari bentrokan itu juga ikut terlibat, dan menjadi korban.
Informasi yang dihimpun oleh Tribunkaltim.co di lokasi kejadian, terungkap, mahasiswa Politani dapat merangsek masuk sampai ke dalam kampus Polnes.
Kendati berlangsung lama, namun terdapat sejumlah korban bentrokan diantaranya satu petugas keamanan Politani dan sekitar empat mahasiswa Polnes mengalami luka-luka.
"Kejadiannya saat sedang kuliah, tiba-tiba mahasiswa Politani menyerang. Mereka memukul sembarang mahasiswa yang tidak tahu apa-apa," ucap M Irwan, mahasiswa Jurusan Mesin dan Produksi, Polnes angkatan 2015 kepada Tribunkaltim.co pada Senin (17/2/2019).
Bahkan, beberapa mahasiswa tampak membawa senjata tajam saat bentrokan terjadi.
Penyebab dari bentrokan itu terjadi, diakibatkan permasalahan pribadi antara Abidin (21), mahasiswa Polnes jurusan Mesin dan Produksi, dengan Agustinus (20) mahasiswa Politani jurusan Teknologi Hasil Pertanian.
Baca: 5 Warga Bima Dilarikan ke Rumah Sakit Setelah Bentrok dengan Polisi
Sebelum bentrokan terjadi, Abidin dengan Agustinus sempat bersitegang disalah satu kost, jalan Sam Ratulangi, hingga menyebabkan terjadinya pemukulan, yang didasari karena Abidin tidak suka adiknya dekat dengan Agustinus.
Usai kejadian itu, Kepolisian bergerak cepat mencari siapa dalang dari bentrokan.
Abidin dan Agustinus langsung dibawa ke Mapolsek Samarinda Seberang.
Guna meredam bentrokan susulan terjadi, kedua belah pihak sepakat untuk berdamai.
Keduanya menandatangani surat pernyataan disaksikan Presiden BEM, dan pihak akademik masing-masing kampus.