Longsor di Sukabumi
Ancaman Longsor Susulan di Sukabumi Dapat Terjadi, Pemerintah Disarankan Relokasi Warga
BNPB khawatir akan ada longsor susulan di Sukabumi, pemerintah disarankan untuk relokasi.
TRIBUNNEWS.COM - BNPB khawatir akan ada longsor susulan di Sukabumi, pemerintah disarankan untuk relokasi.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Willem Rampangilei mengatakan pemerintah harus siapkan lahan relokasi untuk warga terdampak bencana longsor di Kampung Garehong, Dusun Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi.
Hal tersebut ia katakan karena ancaman longsor masih ada setelah melihat kontur tanah di lokasi bencana.
Ia mengatakan, tak mungkin 100 warga yang mengungsi saat ini menempati kembali lokasi longsor.
"Harus dilakukan relokasi Pemda harus menyediakan lahan melihat kondisi tak mungkin lagi untuk ditinggali," ujar Willem saat mengunjungi lokasi longsor, Rabu (2/1).
Willem mengatakan ia bekerjasama dengan BMKG akan memasang alat peringatan dini di lokasi yang rawan terdampak bencana.
Baca: BNPB: Sejak 10 Tahun Terakhir Kabupaten Sukabumi Masuk Dalam Kategori Daerah Rawan Longsor
Setelah melakukan evaluasi dan melihat area longsoran, Willem mengatakan saat ini harus ada enam alat berat yang berupaya mencari korban.
Saat ini hanya terdapat dua alat berat di lokasi pencarian.
"Kami sedang mengupayakan penambahan dua alat berat, semoga bisa membantu dengan cepat upaya pencarian korban," ujar Willem
Willem mengatakan, untuk penanganan pengungsi ada 100 warga yang saat ini mengungsi namun tak perlu mendirikan tenda karena para pengungsi tinggal di rumah saudara mereka.
"Untuk keperluan logistik ada satu dapur untuk melayani tiga ribu orang, kami menerima laporan kekurangan bahan makanan penambah, kami kirim makanan siap saji, lalu logistik lainnya seperti peralatan dan perlunya sarung tangan lateks dan masker kami upayakan," katanya.
Willem juga menyinggung soal kesehatan pascalongsor dengan mengantisipasi penyakit yang biasanya datang setelah longsor.
Kapolda Jabar Irjen Pol Agung Budi Maryoto, mengatakan, tim gabungan kembali menemukan tiga jenasah di hari kedua dan langsung melakukan identifikasi.
"Tadi pagi ada tiga jenasah yang sudah diidentifikasi, menurut informasi ada balita meninggal namun setelah dikroscek balita selamat atas nama Reza. Ia diajak ibunya keluar saat kejadian longsor, namun ayahnya meninggal," kata Agung.
Baca: Masa Tanggap Darurat Longsor Sukabumi Ditetapkan Tujuh Hari
Kapolda mengatakan, langkah ke depan dalam upaya pencarian berkaitan dengan cuaca pihaknya akan memaksimalkan penggunaaan alat berat namun alat berat yang berukuran kecil.
"Di sini kami dibantu TNI sudah mendirikan posko pengaduan, posko penitipan barang korban, posko kesehatan, dan posko DVI," katanya.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, yang datang ke lokasi, mengatakan, bahwa sebesar 60 persen bencana hidrologis terjadi di Jawa Barat. Pihaknya mengaku sedang membuat master plan terkait ketangguhan menghadapi bencana.
"Di Jabar pada tahun 2018 terjadi sebanyak 1.560 bencana, dari jumlah tersebut sebanhak 550 adalah bencana longsor," katanya.
Pihaknya sudah meminta semua kepala daerah untuk mewaspadai bencana. Ia mengatakan tipikal bencana longsor itu terjadi di wilayah Jabar tengah ke atah selatan.
Topografi daerah bencana longsor itu terjadi karena kemiringan lahan yang curam.
"Kami akan terus melakukan upaya sampai semua yang hilang ditemukan, tahun ini memang bencana banyak terjadi. Tahap pertama di lokasi akan dilakukan tanggap darurat, baru akan merencanakan tahap selanjutnya," katanya.
Emil mengatakan, bagian tersulit dari pencegahan kebencanaan.adalah mengedukasi masyarakat di sekitar lokasi yang rawan, terkadang meski telah diperingatkan namun karena merasa sudah betah maka sulit untuk pindah.(fam)
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Longsor Susulan di Cisolok Sukabumi Masih Terjadi, Pemerintah Disarankan Relokasi Warga