Sabtu, 4 Oktober 2025

Longsor di Sukabumi

BNPB: Sejak 10 Tahun Terakhir Kabupaten Sukabumi Masuk Dalam Kategori Daerah Rawan Longsor

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bila wilayah Sukabumi, Jawa Barat, masuk dalam kategori wilayah rawan longsor.

Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/ Rina Ayu
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, saat konferensi pers, di Kantor BNPB, Pramuka, Jakarta Timur, Rabu (2/1/2019). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bila wilayah Sukabumi, Jawa Barat, masuk dalam kategori wilayah rawan longsor.

Data BNPB mencatata dari 2009 hingga 2018, bencana longsor paling sering melanda Sukabumi yang mengakibatkan puluhan orang meninggal dunia dan ratusan orang kehilangan tempat tinggal.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan selain tanah longsor, angin puting beliung, banjir, dan bencana lainnya juga sering melanda wilayah Sukabumi.

Baca: Ratusan Ribu Perempuan India Selatan Tuntut Kesetaraan Beribadah Di Kuil Hindu Terkenal

"Jadi selama 10 tahun terakhir longsor adalah bencana yang paling banyak di Kabupaten Sukabumi, memang daerahnya rawan longsor, daerah tinggi," ujar Sutopo Purwo Nugroho, saat konferensi pers, di Kantor BNPB, Pramuka, Jakarta Timur, Rabu (2/1/2019).

Ia menjelaskan untuk daerah Sirnaresmi, Sukabumi sendiri, telah masuk dalam kategori rawan menengah sampai tinggi untuk longsor.

Baca: Sutopo: Pelantikan Kepala BNPB Ditunda karena Ada Masalah Administrasi

Hal tersebut sesuai dengan peta yang dikeluarkan Kementerian ESDM terkait peringatan dini gerakan tanah.

Tak sampai disitu, di Kabupaten Sukabumi ada 33 kecamatan yang masuk dalam kategori daerah bahaya menengah hingga tinggi terjadi longsor pada Januari 2019 ini.

"Kemudian ada sekitar 8 kecamatan yang merupakan daerah yang berpotensi memicu banjir bandang," kata dia.

Baca: Veronica Tan dan Nathania Purnama Liburan di Italia dengan Penampilan Sederhana

Lebih lanjut ia menjelaskan permasalahan tersebut muncul dikarenakan masyarakat masih banyak yang belum paham dan mengaku belum mendapat sosialisasi.

"Belum dapat pendidikan kebencanaan untuk mengetahui antisipasi apa yang harus dilakukan untuk menghadapi longsor. Sehingga inilah prioritas kita bahwa disatu sisi petanya sudah siap, prediksi sudah disampaikan tetapi bagi masyarakat yang mereka tinggal di daerah-daerah seperti ini ternyata masih sangat minim mendapatkan informasi terkait dengan ancamannya tadi," katanya.

Diketahui, musibah longsor menimpa 30 rumah di kampung Cimapak, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Senin (31/12/2018) petang.

Akibat longsor tersebut 32 kepala keluarga atau 101 warga kehilangan tempat tinggal.

Data terkini BNPB, hingga pukul 13.30 WIB, 63 orang ditemukan selamat, 3 orang luka-luka, 15 orang meninggal dunia, serta 20 orang masih belum ditemukan.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved