Penjelasan BMKG terkait Fenomena El Nino yang Ancam Wilayah Balikpapan
Beberapa hari belakang, masyarakat khususnya di wilayah Balikpapan dihebohkan dengan kemunculan berita mengenai fenomena gangguan cuaca El Nino.
TRIBUNNEWS.COM - Fenomena El Nino mengancam wilayah Balikpapan, berikut penjelasan BMKG.
Beberapa hari belakang, masyarakat khususnya di wilayah Balikpapan dihebohkan dengan kemunculan berita mengenai fenomena gangguan cuaca El Nino yang diberitakan dapat mengancam aktivitas masyarakat di Balikpapan dan sekitarnya.
Bahkan terdapat beberapa akun media sosial menyandingkan berita El Nino dengan cuaca buruk. Benarkah demikian?
Sebelum membahas dampak, ada baiknya kita mencari tahu dahulu apa sebenarnya yang dimaksud dengan El Nino dan La Nina.
Istilah El Nino dan La Nina berasal dari bahasa Spanyol yang masing-masing secara berurutan berarti “Anak Laki-laki/ElNino” dan “Anak Perempuan/La Nina”.
El Nino pertama kali ditemukan oleh seorang nelayan pada 1600-an yang tidak sengaja menemukan kelainan suhu air laut yang lebih hangat dari biasanya di Samudra Pasifik bagian Timur.
Anomali ini menyebabkan peningkatan curah hujan dan frekuensi cuaca buruk di daerah tersebut.
Pemberian nama El Nino menyesuaikan bulan pertama kali ditemukannya fenomena tersebut yakni Bulan Desember yang identik dengan perayaan Natal dimana oleh masyarakat yang menganut agama Kristen maupun Katolik sebagai hari kelahiran Yesus Kristus (Anak Laki-laki).
Dalam ilmu meteorologi (ilmu yang mempelajari tentang atmosfer dan cuaca), El Nino secara sederhana merupakan fenomena anomali suhu permukaan air laut di wilayah Timur Samudra Pasifik dimana suhu menjadi lebih hangat dari biasanya.
Peningkatan suhu permukaan air laut ini secara kompleks akan menyebabkan banyaknya pembentukan awan dan hujan di daerah tersebut, sehingga terjadi peningkatan frekuensi cuaca buruk dan jumlah curah hujan.
Baca: BMKG Keluarkan Peringatan Soal Kondisi Gunung Anak Krakatau, Warga Terdekat Dengar Suara Menggelegar
Fenomena La Nina merupakan kebalikan dari El Nino.
Saat terjadi fenomena La Nina, suhu muka laut di Bagian Timur Samudra Pasifik menjadi lebih dingin dari biasanya.
Kondisi ini secara kompleks juga menyebabkan daerah tersebut menjadi lebih sedikit mengalami pertumbuhan awan dan hujan, sehingga cuaca lebih sering berada dalam kondisi baik.
Baik El Nino dan La Nina, keduanya bukan hanya mempengaruhi daerah di Samudra Pasifik saja, melainkan mempengaruhi mempengaruhi kondisi cuaca secara global.
Namun, pengaruhnya berbeda antara satu daerah dan daerah lainnya.
Perbedaan dampak yang ditimbulkan juga tergantung pada intensitas El Nino maupun La Nina yang terjadi (Lemah, Sedang, ataupun Kuat)