Banjir Bandang di Jembrana, 12 KK Mengungsi di Posko Terpadu Desa Tegal Cangkring
Saat ini posko terpadu telah didirikan oleh pihak BPBD Jembrana dan PMI Jembrana. Tercatat sebanyak 12 KK mengungsi di posko.
Sejumlah relawan lain juga memberi bantuan sembako dan pakaian layak pakai untuk korban banjir bandang ini.
Seperti Relawan Mari Berbagi (Remagi) yang datang dari Denpasar.
Salah satu relawan, Suanira, menyebutkan ada 30 paket sembako dan pakaian bekas layak pakai yang dibagikan.
Seperti diketahui, banjir bandang membawa sampah kayu, ranting kayu, dan lumpur.
Air bah itu membuat puluhan rumah warga terendam banjir.
Dampaknya, lumpur hingga setebal 70 centimeter memasuki sebagian rumah warga.
Salah satu rumah warga, yang terkena dampak lumpur berada di sebelah kiri sebelum tiba di jembatan, dari arah Gilimanuk menuju Denpasar. Rumah warga itu dipenuhi lumpur.
Baca: Seorang Wanita Bersuami Dibunuh Selingkuhannya Setelah Mengaku Hamil 2 Bulan
Pantauan Tribun Bali, sejumlah anggota TNI sedang melakukan pencangkulan atau pembersihan lumpur.
Di bawah hujan yang begitu deras, para anggota TNI tidak henti mengeduk lumpur dari rumah warga dibuang ke halaman luar.
Komandan Kompi Markas Batalyon Infantri 741/Garuda Nusantara, Arman Adi Wibowo, mengungkapkan ada 100 anggota yang diterjunkan untuk membantu warga.
"Kami masih melakukan bantuan ke rumah-rumah warga, meski hujan terus turun. Dari kodim ada 30 personel, dari kami sendiri (Yonif Mekanis 741/GN) 70 personel," ucapnya.
Jembatan Putus
Sementara itu, dampak banjir bandang juga membuat jembatan di Banjar Penyaringan, Desa Penyaringan, Mendoyo, terputus.
Warga pun harus memutar saat ini untuk menuju wilayah seberangnya.

Jembatan putus yang menghubungkan dua banjar itu terletak sekitar 2 kilometer ke arah utara dari wilayah paling terdampak banjir, Biluk Poh.
Jembatan sepanjang 100 meter yang sudah di hot mix itu jebol hingga terseret arus, sejauh 50 meteran.