Kamis, 2 Oktober 2025

Banjir Bandang di Jembrana, 12 KK Mengungsi di Posko Terpadu Desa Tegal Cangkring

Saat ini posko terpadu telah didirikan oleh pihak BPBD Jembrana dan PMI Jembrana. Tercatat sebanyak 12 KK mengungsi di posko.

Editor: Dewi Agustina
Tribun Bali/I Made Ardhiangga
Warga korban banjir bandang mengungsi di Bale Posko terpadu di Lingkungan Biluk Poh, Mendoyo, Jembrana, Senin (24/12/2018). TRIBUN BALI/I MADE ARDHIANGGA 

 TRIBUNNEWS.COM, JEMBRANA - Hingga Senin (24/12/2018), terhitung sudah 48 KK (Kepala Keluarga) yang terkena dampak banjir di wilayah Biluk Poh dan sekitarnya.

Angka ini bertambah dari data sebelumnya 34 KK.

Saat ini posko terpadu telah didirikan oleh pihak BPBD Jembrana dan PMI Jembrana. Tercatat sebanyak 12 KK mengungsi di posko.

Posko didirikan di Gang Semangka, Lingkungan Biluk Poh, Desa Tegal Cangkring, Mendoyo, Jembrana

Ada satu tenda besar dan beberapa dipan untuk tempat tidur para pengungsi.

Sebagian warga juga memilih tinggal di Bale Posko Terpadu yang juga sudah digelar karpet berwarna biru.

Sebuah toilet darurat juga disiagakan untuk MCK warga. Dan dapur umum juga sudah didirikan.

Kepala Pelaksana BPBD Jembrana, I Ketut Eko Susila AP, mengatakan 12 KK mengungsi karena rumahnya sudah tidak dapat lagi ditempati akibat terjangan banjir bandang pada Sabtu (22/12/2018) malam.

"Selain tenda besar yang didirikan, untuk menginap juga ada Bale di Posko Terpadu yang kami dirikan," ucap Eko, Senin (24/12/2018) kepada Tribun Bali.

Pendirian tenda di posko terpadu yang ditempati oleh 12 KK itu, rencana akan dibuka hingga sepekan ke depan.

Namun, ketika kondisi tanggap darurat, maka akan diperpanjang menjadi dua pekan. Sehingga, pihaknya kini masih melihat situasi dan kondisi ke depannya.

"Saat ini bantuan sudah terus datang baik selimut, kasur dan beberapa perlengkapan atau bahan-bahan pokok lainnya," jelasnya.

Baca: Sarkawi Beserta Istri dan 5 Cucunya Bertahan Hidup di Bukit Meski Tak Ada Bantuan Diterima

Bantuan di antaranya datang dari pemilik PT Hardys Retailindo, I Gede Agus Hardiawan atau akrab disapa Gede Hardi.

Ia bersama istri dan anak-anaknya turun ke lokasi bencana, dengan membawa sembako dan beberapa bantuan lainnya.

"Kami semua turut prihatin dan peduli. Intinya semeton sami dan nyama sami. Ini untuk meringankan beban. Turut untuk peduli. Semoga bisa memberikan dan membantu," ucapnya saat ditemui di posko pengungsian.

Jembatan Putus akibat Banjir Bandang di Jembrana
Jembatan penghubung antara Banjar Penyaringan dan Banjar Anyar Tengah putus akibat terjangan banjir bandang di Jembrana, Sabtu (24/12/2018) malam lalu. TRIBUN BALI/I MADE ARDHIANGGA
Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved